Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kepemimpinan Ala Gus Dur, Harus Berani Ambil Risiko!

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/adhie-m-massardi-5'>ADHIE M. MASSARDI</a>
OLEH: ADHIE M. MASSARDI
  • Jumat, 13 Juni 2014, 02:57 WIB
Kepemimpinan Ala Gus Dur, Harus Berani Ambil Risiko<i>!</i>
AKU pernah menemani Gus Dur saat diwawancarai si fulan, seorang wartawan.

"Bagaimana pola kepemimpinan yang baik menurut Gus Dur?"

Sambil tetap mengetuk-ngetukkan ujung jari telunjuknya ke pinggiran meja, Gus Dur menjawab: "Referensi saya hanya Islam, Al Qur’an dan kaidah-kaidah fiqhnya. Jadi teori kepemimpinan yang saya pahami adalah pola kepemimpinan Islam."

Gus Dur kemudian mengutip kaidah fiqh: Tasharruf al-imam ‘ala ar-ra’iyyah manuthun bil-maslahah. Lalu mengartikannya dalam bahasa Indonesia yang dicatat si fulan dengan seksama: "Segala tindakan dan kebijakan seorang pemimpin itu harus terkait langsung dengan tingkat kesejahteraan rakyat yang dipimpinnya!"
 
Kepada si fulan Gus Dur menjelaskan langkah-langkah politik yang dilakukannya saat menjadi presiden. Antara lain kebijakan bagi para petani lewat reformasi di Bulog dan renegosiasi Freeport serta konsesi-konsesi sumber daya alam yang dinikmati perusahaan-perusahaan asing secara berlebihan.
 
Si fulan lalu bertanya: "Apakah langkah Gus Dur yang seperti itu yang membuat Gus Dur dilengserkan secara inkonstitusional lalu digantikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang lebih memilih berdamai dengan pihak asing?"
 
Aku melihat Gus Dur tidak mau menjawab langsung pertanyaan si fulan. Gus Dur hanya mengatakan: "Pekerjaan utama pemimpin itu ya mengambil keputusan. Apabila berdampak politik, itu resiko kepemimpinan yang harus diambil. Kalau tidak mau ambil risiko, jangan jadi pemimpin. Yang penting keputusan itu demi kemaslahatan rakyat."[***]

Penulis Jurubicara presiden era Presiden Abdurrahman Wahid

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA