Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Andre Gerindra: Polisi Korbankan Segalanya Demi Seorang Penista Agama!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 03 April 2017, 18:06 WIB
Andre Gerindra: Polisi Korbankan Segalanya Demi Seorang Penista Agama<i>!</i>
Andre Rosiade/Net
rmol news logo Sejumlah aktivis bersama ulama kembali ditangkap pihak kepolisian jelang Aksi Bela Islam 313, akhir bulan Maret lalu.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Di antara yang ditangkap itu adalah Sekjen Forum Ulama Islam sekaligus penanggung jawab Aksi Bela Islam 313, Muhammad Al Khaththath.

Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, Andre Rosiade mengkritik penangkapan para aktivis dan ulama itu justru menunjukkan keberpihakan Polri terhadap terdakwa kasus penistaan agama, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Demi satu orang penista agama, polisi mengorbankan tugas dan fungsinya sebagai alat negara," kecam Andre, Senin (3/4).

Menurutnya, sejak dipimpin Jenderal Pol Tito Karnavian, institut Polri terkesan menjadi bemper pemerintah dan semakin kehilangan jati dirinya sebagai alat negara. Yakni menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dengan melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat serta menegakkan hukum.

Polisi menangkap aktivis atas dugaan makar. Padahal tuduhan makar ada parameter dan tolak ukurnya. Kalaupun terjadi upaya makar, maka TNI pasti berada di garis terdepan untuk menumpasnya.

Andre mengingatkan, Polri seharusnya menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Bukan justru membuat diskresi dengan membela pemerintah atas nama penegakan hukum.

"Umat Islam bermaksud menjaga kebhinekaan, Pancasila, dan NKRI, meminta hukum dalam kasus dugaan penistaan agama ditegakkan kok malah ditangkap. Dugaannya tidak main-main lagi, makar terhadap pemerintah, apa iya?" kata tokoh muda Minang itu, menyangsikan.

"Jangan karena satu orang lalu mengorbankan segalanya, demi penista agama lalu rakyat dianggap angin lalu," sambung Andre.

Ia khawatir umat Islam dan rakyat Indonesia umumnya bergerak dalam jumlah yang lebih besar jika aparat kepolisian terus bersikap demikian. Pada akhirnya mempengaruhi tingkat kepercayaan rakyat kepada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Sulit dipisahkan, dulu Presiden Jokowi berjanji demokrasi kita akan berkembang lebih baik ke depan. Nyatanya yang kritis karena melihat ada ketidakadilan dalam kasus Ahok malah dianggap makar lalu ditangkap," ucap Andre.

Buktinya kasus reklamasi pantai utara Jakarta dan korupsi Sumber Waras yang juga melibatkan Ahok, menurut dia, meski sudah terang benderang tapi hingga kini aparat penegak hukum tidak berupaya mengusut tuntas.

"Jakarta miniatur Indonesia, dengan kemenangan di Jakarta kita akan kembalikan demokrasi yang sehat secara bertahap pada 2019 mendatang. Mengembalikan polisi sebagai alat negara, bukan alat kekuasaan," pungkas Andre.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA