Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Wahai Para Pancasilais Gadungan Dan Intoleran Gadungan

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/habil-marati-5'>HABIL MARATI</a>
OLEH: HABIL MARATI
  • Kamis, 11 Mei 2017, 11:43 WIB
BAK di musim jamur secara masif dan sistimatis baik secara sendiri-sendiri, maupun secara kelompok bahkan institusi negara pun ikut-ikutan mengklaim bahwa mereka atau kelompok/golongan mereka adalah yang paling Pancasilais, paling toleran dan paling Bhinneka.

Klaim mereka-mereka ini atau klaim kelompok mereka atau institusi mereka ini telah melahirkan intimidasi pada umat Islam yang holistik dan taat pada Alquran dan Hadits sebagai kelompok warga negara radikal, anti Pancasila, intoleran dan anti kebhinekaan, bahkan HTI pun dituduh mau mengubah Pancasila dengan syariah. Ini semua menunjukkan bahwa sesungguhnya mereka-mereka ini sedang frustrasi dan mencari sesuap nasi dengan cara mereka menjual jargon Pancasilais pada china-china konglomerat dengan mengatakan bahwa usaha mereka, etnis mereka hanya aman di tangan kelompok mereka, karena mereka adalah penjaga Pancasila dan toleran.Padahal mereka ini adalah pancasila dan toleran hanya urusan perut dan materi.

Mereka ini terdiri empat kelompok yaitu, pertama adalah kelompok munafik rela menjual aqidahnya dan menjadi Pancasila gadungan dan toleransi gadungan. Kedua, adalah kelompok minoritas agama tertentu, kelompok ini adalah kelompok yang cenderung anti Islam dan tidak mau melihat Islam mayoritas di negara ini, kelompok ini bergerak untuk memurtadkan umat Islam, dan mereka juga Pancasilais gadungan dan toleran gadungan.

Sedangkan kelompok ketiga adalah kelompok sekuler komunis, kelompok ini adalah kelompok yang memiliki agenda konstitusi ideologi untuk merebut infrastruktur kekuasaan melalui partai politik pragmatis dan kapitalistik, mereka mereka ini pancasilais gadungan dan beragama pun gadungan. Terakhir adalah kelompok keempat,  yang merupakan kelompok gabungan 1, 2, dan 3. Mereka inilah yang selama ini bergerak di bawah baju kotak-kotak. Kita masih ingat Ahok pernah mengatakan bahwa Pancasila belum punya atap kalau minoritas belum jadi presiden dan yang dimaksud minoritas di sini tidak hanya dalam konteks agama tapi juga dalam konteks etnis dan ideologi, maknanya adalah bahwa Pancasila belum punya atap jika non muslim belum jadi president, atheis belum jadi presiden, sekuler belum jadi presiden, dan komunis belum jadi president. Jadi siapa sebenarnya yang radikal dan anti pancasila di NKRI ini?

Umat Islam dan Ormas Islam Jadi Korban

Mengapa Ahok yang menistakan Alquran kok umat Islam atau ormas Islam yang jadi sasaran tuduhan dan fitnah radikal dan intoleran? Bukankah umat Islam hanya meminta keadilan secara konstitusi hukum publik terhadap Ahok agar Ahok diproses secara hukum dan adil? Apakah umat Islam atau ormas Islam bisa dicap radikal, intoleran dan anti Pancasila hanya karena meminta Ahok diadili?.

Dari spektrum perlakuan hukum terhadap Ahok ada tangan tangan invisible yang bekerja secara masif, sistematis dan terstruktur untuk menjadikan Pilkada DKI sebagai momentum menjadikan Pancasila memiliki atap. Seperti apa konstruksi atap Pancasila itu?

Di atas sudah saya sampaikan bahwa atap Pancasila itu adalah isme-isme seperti komunisme, sekularisme, kolonialisme, dan atheisme. Mereka ingin memaksakan kehendak dengan cara ingin mengubah haluan negara tidak berdasarkan Pancasila dan ingin membangun sejarah baru bangsa Indonesia, sebab kelompok ini ingin mengubur sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia yang diperoleh berkat jihadnya umat Islam. Mereka-mereka teriak Pancasilais, toleran dan Bhinneka, tapi seseungguhnya mereka atau kelompok mereka adalah pancasilais gadungan. Mereka ingin menjadikan umat Islam, TNI dan Pancasila sebagai menara gading.

Pancasila Gadungan vs Pancasila Patriotisme

Semaraknya klaim-klaim Pancasilais dan toleransi bermunculan setelah Ahok menistakan surah Al-Maidah 51 di Pulau Seribu. Padahal sebelum kejadian ini di beberapa Gereja di Jakarta, Ahok diklaim oleh Gereja sebagai anak tuhan untuk memimpin Indonesia, menjadikan Ahok sebagai anak tuhan kalimat ini telah melukai perasaan umat Islam sebagai moyoritas di bangsa ini serta pemilik sejarah kemerdekaan Bangsa Indonesia. Tapi umat Islam tidak mau mencampuri klaim gereja tersebut karena umat Islam berpikir itu adalah wilayah gereja, dalam pandangan saya ini bertentangan dengan Pancasila sila kesatu.

Menyajikan Ahok sebagai anak tuhan di tengah tengah mayoritas Umat Islam di NKRI ini adalah perbuatan intoleran, lalu setelah Ahok dipidana, tiba-tiba kelompok mereka mengklaim sebagai Pancasilais, toleran dan Bhineka.Jadi kalau ada warga negara menginginkan Ahok dihukum dianggap tidak Pancasilais dan tidak toleran, sementara mereka mengklaim ahok anak tuhan dianggap pancasilais dan tolerans?

Di samping itu pasca Ahok di vonis 2 tahun penjara, mereka tidak bisa menerima, lalu mereka berdemo di Penjara Cipinang secara anarkis dan maki-maki seseorang untuk minta Ahok dibebaskan bahkan mereka berdemo sampai jam 9 malam. Meskipun melanggar UU, tapi pihak Kepolisian tidak melakukan tindakan apapun juga. Selama Indonesia merdeka baru pertama kali seorang Plt Gubernur memberikan jaminan penangguhan penahanan terhadap seseorang yang telah divonis penjara oleh pengadilan.

Apakah ini tindakan Pancasilais? Djarot tak ngerti hukum. Pada sisi lain memindahkan Ahok dari Penjara Cipinang ke rumah tahanan Brimob bagi seseorang yang telah divonis pidana oleh majelis hakim sejauh yang saya rasakan dan lihat secara hukum tidak dibenarkan, ada apa sebenarnya memperlakukan Ahok ini istimewa secara hukum? Akhirnya kelihatan teriak-teriak pancasilais, toleran dan bhinneka tapi sesungguhnya mereka adalah pancasilais gadungan.

Bagaimana dengan umat Islam, meskipun dalam Alquran Allah menciptakan umat Islam adalah sebaik baik umat, tapi tidak menjadikan umat Islam jadi sombong dan angkuh. Justru umat Islam menjadi sasaran fitnah keji seperti radikal, khilafah, anti Pancasila dan intoleran dan anti Bhinneka. Bagi umat Islam untuk dapat menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara serta memiliki jiwa patriotisme jika umat Islam sungguh-sungguh mempraktikan dan menjalankan syariat Islamnya sesuai Alquran dan Hadits, tidak mungkin Umat Islam berjihad melawan penjajah Belanda kalau waktu itu umat Islam tidak menjalankan syariat Islamnya dengan sungguh-sungguh, demikian juga umat Islam menerima Pancasila sebagai ideologi Negara karena memahami syariat Islamnya dengan benar dan Istiqomah.

Ketika saya masih di DPR dulu ada pembahasan UU Bank Syariah, anggota DPR dari partai PDS ( Kristen) walk out, ini artinya hanya warga negara yang menjalankan syariat agamanya dengan baik adalah benar benar menjadi Pancasilais sejati dan toleran. Ketika Jaksa penuntut Umum menuntut Ahok 1 tahun dengan 2 tahun masa percobaan, apakah umat Islam anarkis, radikal? Apakah umat Islam menyerbu Kejaksaan ? Kan tidak, lalu kenapa tiba-tiba muncul yang mengklaim diri sebagai pancasilais padahal mereka baru saja anarkis dan radikal di penjara Cipinang.


Khilafah Sesungguhnya dan Reaksi Dunia Terhadap Putusan Hakim


HTI dituduh mau mendirikan khilafah di Indonesia, tuduhan ini muncul dengan arus yang sangat dahsyat, tapi anehnya tuduhan khilafah pada HTI muncul kembali mendekati detik-detik vonis pada Ahok. Apa ada korelasinya antara tuduhan pada HTI dengan kasus penistaan Alquran oleh Ahok? Bagaimana mungkin mengangkat tuduhan radikal pada umat Islam, serta pada HTI mau mendirikan khilafah, hanya persoalan umat Islam menolak Ahok jadi gubernur DKI. Apakah karena Umat Islam memegang teguh aqidah dan Alquran dan AlHadits sebagai sesuatu yang radikal dan tidak Pancasilais? Apakah umat Islam salah kalau dalam politik dan demokrasi menjalankan syariat agama Islam lalu dituduh anti Pancasila radikal dan macam-macam itu, bukankah umat Islam tidak memilih Ahok karena telah melaksanakan sesuai dengan UUD45 pasal 29 ayat 2?

Sekarang mari kita bicara khilafah sesungguhnya, ketika Ahok menistakan Alquran, sampai proses pengadilan, tuntutan dan Vonis Hakim apakah pernah liga arab bereaksi mempersoalkan dan membuat petisi terhada perlakuan Penegak hukum terhadap Ahok? Apakah parlemen negara negara Islam yang tergabung dalam OKI memberikan reaksi terhadap kasus Ahok ini? Kan tidak ada.

Tapi lihat PBB, Parlement Eropa, Parlement Belanda sangat reaktif bahkan cenderung mencampuri sistem UU yang berlaku di Indonesia, cenderung mereka mau intervensi kedaulatan hukum NKRI. PBB, Parlement Eropa dan Parlement Belanda jelas-jelas menuduh umat Islam tidak toleran dan radikal, bahkan PBB minta agar UU yang mengatur penistaan agama ditinjau ulang. Apakah PBB, Parlement Eropa, dan Parlement Belanda bereaksi atas dorongan sisi humanistik dan kemanusian Ahok? Jawaban saya bukan, tapi reaksi PBB, Parlement Eropa dan Parlement Belanda ini didorong oleh ikatan agama dan ini bisa dikatakan sebagai khalifah agama yang terselubung.

Sesungguhnya merekalah yang membangun khilafah, kalau seandainya Ahok itu muslim lalu divonis 2 tahun penjara apakah PBB, Parlemen Eropa dan Belanda, apa mereka akan bereaksi juga? No no no. [***]

Penulis adalah anggota DPR RI periode 1999-2009

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA