Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Demokrasi Tidak Mengajarkan Ribut Gara-gara Film

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 21 September 2017, 20:07 WIB
Demokrasi Tidak Mengajarkan Ribut Gara-gara Film
Ilustrasi film Pengkhianatan G30S/PKI
rmol news logo Demokrasi mengajarkan manusia untuk menerima perbedaan pendapat dan saling menghargai satu sama lain.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Perbedaan pendapat itu juga akan lebih indah jika diekspresikan lewat jalan kebudayaan, misalnya melalui film.

Demikian dikatakan Sekretaris Fraksi Hanura di DPR RI, Dadang Rusdiana, soal polemik terkait pemutaran kembali film "Pengkhianatan G30S/PKI" karya Arifin C. Noer. Perintah pemutaran kembali film itu datang dari Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo kepada seluruh prajuritnya.

Dadang menilai film wajib tonton di zaman Orde Baru itu sebagai suatu karya seni anak bangsa. Karya itu jadi saluran ekspresi diri atau suatu pemikiran.

"Saya melihat perbedaan pandangan yang ditunjukkan dengan ekspresi budaya seperti film itu, lebih menarik, kreatif dan dewasa. Biarlah nanti rakyat yang menilai dan memberi pendapat pada film itu," jelasnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (21/9).

Bila ada pandangan yang menilai film tersebut adalah propaganda Orde Baru, Dadang mengajak pihak yang berpandangan demikian untuk membuat karya film sendiri sesuai versi yang ia pahami.

"Kalau lusa ada lagi film dengan judul yang sama dari sisi yang berbeda, tentu tidak boleh jadi ramai. Itu demokrasi yang benar," kata Dadang. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA