Peneliti senior Centre for Strategic of International Studies (CSIS) J Kristiadi mengakui hal itu, bahkan dirinya memprediksi popularitas Gatot bakal meredup setelah tongkat komando tertinggi di TNI diberikan kepada Marsekal Hadi Tjahjanto.
"Pak Gatot Nurmantyo itu populer kan karena dia seorang Panglima TNI. Kalau sudah tidak lagi, ada kekuatan apa dia? Sebab partai-partai juga pasti mementingkan kadernya," kata Kristiadi seperti diberitakan
kantorberitapemilu.com, Kamis (7/12).
Kristiadi melihat, Gatot pada dasarnya tidak punya dukungan politik yang kuat untuk tampil di Pemilu 2019. Apalagi, sambung Kristiadi, partai politik juga bakal mempertimbangkan sosok kontroversi seperti Gatot.
Dia menambahkan, eksistensi Gatot sebagai Panglima TNI terlalu banyak bergaul dengan politik kekuasaan yang pada dasarnya dilarang. Sementara, untuk tampil dalam dinamika politik yang praktis, instrumennya adalah partai politik.
Menurutnya, sejauh ini partai politik belum ada yang menawarkan kepada Gatot. Meski demikian, peluang Gatot untuk ditarik dan diusung partai politik dalam pemilu 2019 mendatan masih terbuka. Hal ini didasari dengan kondisi masyarakat yang masih banyak menganggap kalangan militer punya kemampuan untuk menjadi pemimpin negara.
"Kemungkinan ada tawaran bisa jadi. Karena kita ini inferior sama TNI-Polri," tutup Kristiadi.
[nes]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: