Bintang menyebutkan gebrakan Airlangga itu sebagai sebuah langkah kuda. Di satu sisi berusaha membenahi internal Golkar dan pada saat yang sama bertujuan mengobati kekecewaan publik atas sepak terjang elit partai yang banyak tersandung kasus hukum.
Yang paling heboh adalah keterlibatan Setya Novanto dalam kasus mega korupsi KTP elektronik yang membuat mantan ketua umum Golkar itu kini meringkuk dalam tahanan KPK.
Berbicara soal 'Golkar Bersih', Bintang punya catatan tersendiri. Tercatat diantaranya ketika mengkririsi kepengurusan Golkar hasil Munas Golkar Pekanbaru, Riau tahun 2009 yang memilih Aburizal Bakrie (ARB) sebagai Ketua Umum menggantikan Jusuf Kalla.
Pada saat itu, Bintang yang menjadi koordinator sekaligus penggagas Kaukus Golkar Bersih mengungkapkan, Kaukus Golkar Bersih dibentuk sebagai upaya bersih-bersih oleh kader Golkar agar partai itu bebas dari virus kutu loncat, pengurus korup dan bermasalah dengan hukum.
Kaukus Golkar Bersih pada waktu itu yang menyebar ke lebih dari setengah jumlah provinsi merupakan sikap spontanitas dari kader-kader daerah.
Dari dulu sampai sekarang, Bintang komitmen tidak akan tinggal diam manakala ada oknum pengurus Golkar yang melanggar hukum atau menyalahgunakan nama baik partai untuk kepentingan pribadi.
"Kader Golkar tidak boleh menodai nama besar Golkar," tegas Bintang kepada redaksi, Jumat (29/12).
Bagi Bintang, Golkar adalah aset bangsa dan instrumen demokrasi yang strategis. Mengganggu Golkar sama artinya mengganggu stabilitas bangsa ini.
Menyalahgunakan nama besar Golkar untuk kepentingan kelompok yang sempit, apalagi sampai melanggar hukum, itu sama dengan menghianati bangsa alias penghinat nilai-nilai luhur Golkar.
"Tidak ada tempat bagi penghianat Golkar di bumi pertiwi ini," tegas Bintang.
[rus]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: