Hal itu seperti diungkapkan oleh perwakilan dari Maarif Institute, Syaifuddin Zuhri dalam acara refleksi akhir tahun 'Tragedi Kemanusiaan di Palestina dan Yaman' di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (30/12).
"Pertama adalah konteks politik," kata Syaifuddin Zuhri.
Sebagai organisasi kemasyarakatan, Maarif Institute bersama ormas lainnya memang kurang kuat, namun kata dia, ormas-ormas bisa berupaya untuk mendorong pemerintah Indonesia untuk menyatakan sikap tegas.
"Maarif Institute tidak bisa melakukan itu, kita hanya bisa mendorong kepada pemerintah Indonesia yang saya kira sudah cukup tegas," jelasnya.
Yang kedua menurut Syaifuddin Zuhri melalui jalur budaya alias kultur. Caranya, semua ormas harus bersuara lantang untuk menolak penjajahan yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina.
"Meskipun pada dasarnya bahwa prinsipnya bahwa OKI dan PBB tidak bisa bersuara. Tapi yang penting bagi kita adalah kita terus bersuara demi mendorong perdamaian bagi Palestina dan Yaman," pungkasnya.
[rus]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: