Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kader Gerindra DPR: Jangan Bangga Dulu, Masih Banyak Pekerjaan SMI Yang belum Beres

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 12 Februari 2018, 18:42 WIB
Kader Gerindra DPR: Jangan Bangga Dulu, Masih Banyak Pekerjaan SMI Yang belum Beres
Sri Mulyani Indrawati/Net
rmol news logo Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati (SMI) diwanti-wanti untuk tidak lupa diri setelah mendapatkan penghargaan sebagai Menteri Terbaik di Dunia (Best Minister in the World Award).

Anggota Komisi XI DPR RI, Heri Gunawan menilai masih banyak pekerjaan rumah SMI yang belum beres. Contohnya menghadirkan postur Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang kredibel.

"Ini adalah janji SMI yang belum dilunasi. Bahwa bagaimana postur APBN kita bisa benar-benar kredibel tanpa pemborosan di sana-sini," ujarnya keterangan pers yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Senin (12/2).

Politisi Partai Gerindra ini menekankan bahwa SMI jangan sampai berbangga diri. Sebab rakyat Indonesia butuh lebih dari sekadar penghargaan, pujian, dan sanjungan.

"Mereka butuh postur APBN yang bisa mengangkat martabat semua orang. Kita tahu, kemiskinan masih ada di kisaran 27 juta jiwa, ketimpangan yang masih bertengger di kisaran 0,39, daya beli masih stagnan di kisaran 4,9 persen. Bukankah tidak elok kita berbangga diri dengan sanjungan, penghargaan dan pujian, di saat saudara-saudara kita masih ada yang tersisih?" Jelas Heri.

Tak hanya itu, menurut dia, SMI juga jangan sampai besar kepala dengan merasa benar sendiri, dan tak bisa diprotes karena merasa dirinyalah yang terbaik.

"SMI harus tetap bisa menerima semua masukan. SMI harus tetap terbuka dengan kritik bahwa pengelolaan belanja dan utang dalam APBN belum maksimal. Apalagi, ke depan, skenaro akan digantungkan sepenuhnya pada sektor keuangan. Belum lagi soal defisit APBN yang belum mampu dipecahkan dan berkibat pada beban utang yang besar. Tercatat, masih ada gap antara pendapatan dan belanja negara," imbuhnya.

Penghargaan yang dinobatkan kepada SMI kata Heri justru harus menjadi cambuk untuk membebaskan lebih dari 250 juta jiwa penduduk Indonesia dari beban utang luar negeri. SMI jangan sampai terlena oleh rasio utang yang sering disebut masih aman itu.

Menurut Heri, rasio utang negeri ini terus menunjukkan angka yang naik. Tahun 2014 sebesar 24,7 persen, tahun 2015 naik tajam ke 27,4 persen, lalu tahun 2016 menjadi 27,9 persen, tahun 2017 ada di angka 28,2 persen. Tahun 2018 diproyeksi bisa menyentuh angka 29 persen terhadap PDB.

"Ini adalah pekerjaan rumah yang besar yang harus dipecahkan terus-menerus. Itu tidak selesai dengan sanjungan, pujian, dan penghargaan," imbuhnya.

SMI, lanjut Heri, harus terus mengoreksi dan mengevaluasi seluruh kinerja institusi yang ia pimpin dengan terus mencari pendapatan negara dengan lebih kreatif. Lebih-lebih dengan berakhirnya Program Pengampunan Pajak, negara makin sulit merealisasikan penerimaan yang lebih baik. Di sisi lain, beban jatuh tempo pembayaran utang makin besar. Pada 2018 nanti sebesar Rp390 triliun, dan ketika di tahun 2019 akan ada dikisaran Rp420 triliun. Sehingga, total keseluruhan pada pembayaran jatuh tempo mencapai Rp810 triliun.

"Terakhir, penghargaan, sanjungan, dan pujian adalah sesuatu yang tidak perlu dibesar-besarkan. Sebab, lebih dari 250 juta rakyat Indonesia butuh lebih dari itu," pungkas Heri. [nes]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA