Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

20 Tahun Reformasi, Jokowi Terus Berupaya Wujudkan Kedaulatan Energi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 17 Mei 2018, 03:45 WIB
20 Tahun Reformasi, Jokowi Terus Berupaya Wujudkan Kedaulatan Energi
Foto/Net
rmol news logo Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) terus berupaya mewujudkan kedaulatan energi bagi seluruh rakyat Indonesia. Salah satunya dengan menetapkan satu harga bahan bakar minyak (BBM) di seluruh Tanah Air.

Inspektur Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Irjan Kemen-ESDM), Akhmad Syakhroja mengakui satu harga BBM merupakan cara pemerintah dalam melaksanalan kedaulatan energi.

Menurut dia, dengan penerapan ini, maka seluruh rakyat merasakan keadilan di bidang energi.

"Pasal 5 Pancasila itu menggambarkan BBM itu satu harga. Kan tidak fair rakyat Indonesia di timur beli lebih mahal, sementara ekonominya lebih rendah di banding di Jakarta, ini tidak sesuai energi berkeadilan," jelas Akhmad dalam dikusi "Membangun Kedaulatan Energi Pasca-Reformasi" di Jakarta, Graha PENA 98, Jakarta, Rabu (16/5).

Lebih lanjut Akhmad menjelaskan, penerapan kebijakan BBM satu harga di seluruh Tanah Air ini, merupakan program Presiden Jokowi demi mewujudkan kedaulatan energi sesuai amanat Pasal 33 UUD 1645 dan sila kelima Pancasila.

"Sila kelima Pancasila ini kami jabarkan dengan tagline 'Energi Berkedadilan'," ujarnya.

Dari Pasal 33 dan sila kelima Pancasila tersebut, kemudian dijabarkan lagi agar tata kelola di bidang energi, termasuk industri berjalan secara baik, kompetitif, dan kredibel.

 "Itu prinsip yang dipegang kementerian ini," imbuhnya

Untuk mendukung itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan memerintahkan kepada seluruh jajarannya agar dalam bekerja atau membuat regulasi harus mendasarkan pada prinsip di atas sehingga porsi anggaran Kementerian ESDM harus lebih banyak dinikmati rakyat.

Selain itu, lanjut Akhmad, juga harus menjaga investor agar betah menanamkan investasinya di Indonesia karena negeri ini mempunyai keterbatasan anggaran, teknologi, dan beberapa hal lainnya.

"Akibat dari kebijakan ini, maka banyak aturan yang dipangkas, supaya investasi ini mudah. Hal-hal terkait perizinan itu, betapa banyak aturan sektoral ini yang kami hilangkan, sederhanakan lagi karena kita memperbaiki investasi agar investasi tidak berbelit-belit dan lama," katanya.

Selain Akhmad, diskusi yang dipandu moderator aktivis 98 dari PENA 98, Fendy Mugni, juga menghadirkan dua pembicara yakni Vice President Operation SKK Migas, Elan Blantoro dan Deputi Bidang Energi Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah. [nes]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA