Untuk menanggulangi masalah stunting ini, Ketua Umum Fatayat NU Anggia Ermarini menyatakan perlu kerja bersama lintas sektoral. Dalam hal ini, dia mengajak para pendakwah lintas agama turut menyelipkan dakwah tentang kesehatan kepada umat masing-masing.
“Salah satunya ya bicara masalah stunting,†ujar Anggia dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/6).
Salah satu yang dilakukan Fatayat adalah mengadakan Workshop Lintas Agama Cegah Stunting yang digelar di Jakarta, Jumat (1/6) pagi. Acara workshop dihadiri puluhan tokoh lintas agama dan aliran kepercayaan, seperti dari Persatuan Gereja Indonesia (PGI), Pelkesi, PHDI, Aliran Kepercayaan Bahai, Matakin, dan beberapa organisasi Islam.
Ada beberapa rekomendasi dihasilkan dalam workshop ini. Rekomendasi itu mengacu pada tiga domain utama pencegahan stunting, yaitu advokasi, perubahan perilaku, dan monitoring.
“Dalam hal advokasi, tokoh agama harus mampu membangun komunikasi intensif dengan berbagai pihak. Mulai dari pemerintah, pihak swasta, sektor pendidikan, media dan lainnya yang terkait. Tujuannya untuk menjaring kerjasama mengatasi masalah stunting ini,†sambungnya.
Sementara faktor perubahan perilaku adalah kunci utamanya. Penyadaran masyarakat untuk hidup sehat yang berujung pada perubahan perilaku ini adalah tantangan terbesar. Sebab, faktor lingkungan dan keluarga adalah kunci terbentuknya perilaku itu sendiri.
“Nah monitoring adalah tugas pemuka agama dalam mengontrol, mengawasi, sekaligus mendampingi pelaksanaan tugas mulia ini. Sehingga beragam kendala bisa dievaluasi,†sambungnya.
Kata Anggia, tugas ini merupakan bagian dari perintah semua agama dalam menyiapkan generasi berkualitas dan tidak meninggalkan generasi yang lemah.
[ian]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: