Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Neta S Pane Dituntut Minta Maaf Ke Irjen Paulus

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 28 Juni 2018, 09:52 WIB
rmol news logo Foto bersama Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Paulus Waterpauw dengan anggota partai tidak seyogyanya dipersoalkan.

"Irjen Paulus tentu sangat wajar jika menjadi perhatian publik. Sebagai kapolda yang ramah kepada siapa pun tentu saja beliau tidak menolak apabila ada yang mengajaknya untuk berfoto, dan terbukti beliau pernah berfoto dengan siapa pun dari kalangan lapisan masyarakat,"  kata Azmi Hidzaki dari Lembaga  Advokasi Kajian Strategis Indonesia (LAKSI) kepada redaksi.

Irjen Paulus, lanjut Azmi, memang dikenal sangat dekat dengan masyarakat di Sumut selama ini dan selalu menjalin silaturahmi dengan semua komponen masyarakat termasuk pemuka agama. "Maka dari itu sangat wajar bila masyarakat sangat menghargai kepemimpinan beliau di Sumut ini," lanjut Azmi.

Ia memandang tidak ada yang perlu dicurigai dari foto bersama Irjen Paulus dengan anggota partai dimaksud.

"Kami menilai sangat wajar, apalagi Kapolda menjadi pengayom semua partai yang ada di Sumut,  dan di foto itu tidak ada hubungannya dengan Pilgub Sumut. Sangat wajar sekali," kata Azmi, menekankan.

Dalam foto itu, sang perempuan mengangkat jari telunjuk dan tengahnya untuk membentuk angka dua. Sementara itu, Paulus mengangkat jempol dan telunjuknya yang diklaim untuk membentuk angka tujuh.

"Angka tujuh adalah 'Laju' singkatan dari 87. Artinya, beliau alumni angkatan 87 di AKABRI dan lambang itu memang di gunakan oleh sesama angkatan. Jadi, itu bukan angka dua, melainkan simbol tujuh,"  terang Azmi.

Sebagai kapolda, menurut Azmi, kehadiran Irjen Paulus untuk menyambut kedatangan Megawati Soekarnoputri sebagai presiden kelima RI. Irjen Paulus sebagai tuan rumah mengikuti acara untuk menghormati tamu yang datang.

"Kami sangat menyesalkan pernyataan IPW yang secara spontan memberikan penilaian tanpa didukung mencari informasi yang benar serta tidak melakukan klarifikasi kepada  jajaran Polda Sumut," ujar Azmi.

Tuduhan yang dilontarkan Indonesian Police Watch (IPW) di berbagai media sosial sampai saat ini menurutnya, lemah bukti dan tidak ada unsur melakukan dukungan kepada paslon tertentu.  

"Kami perlu bertanya apa dasar IPW membuat pernyataan tersebut? IPW seharusnya tidak langsung menghakimi dan menggiring opini yang menyesatkan publik," kritiknya.

Ia curiga IPW punya agenda lain untuk membuat suasana di Sumut menjadi tidak harmonis bahwa sejauh ini belum ada temuan Polri mengenai personel yang diduga tidak netral dalam Pilkada.

"Kami meminta Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane untuk meminta maaf kepada Irjen Paulus  yang telah melakukan pencemaran nama baik dan melakukan tindakan yang dapat merugikan pihak polri dalam menjaga ketertiban dan kelancaran Pemilukada," tuntutnya.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA