Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jangan Bohongi Rakyat, LRT Palembang Dan LRT Kuala Lumpur Bukan Sebanding

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Kamis, 28 Juni 2018, 10:58 WIB
Jangan Bohongi Rakyat, LRT Palembang Dan LRT Kuala Lumpur Bukan Sebanding
LRT Kuala Lumpur/Net
rmol news logo . Proyek Light Rail Transit (LRT) di Kota Palembang, Sumatera Selatan tidak bisa dibandingkan dengan LRT Kuala Lumpur di Malaysia. Dengan demikian, anggaran LRT Palembang tidak bisa dikomparatif dengan LRT Kuala Lumpur.

"Proyek LRT Palembang lebih murah dari proyek LRT Kuala Lumpur kata siapa? Seperti klaim Pemerintah Joko Widodo lewat Dirjen Perkeretaapian," kata Ketua Umum FSP BUMN Bersatu, Arief Poyuono, Kamis (28/6).

LRT Palembang cuma punya 13 stasiun persinggahan, sedangkan LRT Kuala Lumpur ada 26 stasiun persinggahan dan stasiun underground serta melintas jalur under ground sepanjang 2 Km.

"Jadi enggak bisa apel to apel hanya membandingkan cost per kilometer proyek pembangunan LRT saja. Cost project LRT di Malaysia lebih mahal karena fasilitasnya lebih banyak dan mengunakan sistim teknologi yang jauh lebih modern," jelas Arief.

"Sama kayak kita beli pesawat tempur, harga pesawat Sukhoi misal beda harganya dengan pesawat Sukhoi yang tidak dilengkapi fasilitas anti tertangkap radar dan pengecoh rudal, dan intrumens intrument lainnya, pasti jauh lebih murah, dibandingkan dengan pesawat Sukhoi dengan tipe yang sama tapi dilengkapi sistim anti rudal dan anti radar," sambungnya menambahkan.

Jadi, tegas Arief, tolong jangan bohongi masyarakat membandingkan proyek LRT yang biasa biasa saja teknologi dan lokomotif buatan dalam negeri dibandingkan dengan proyek LRT dengan teknologi yang lebih modern dengan lokomotif buatan Jepang yang super canggih.

"Project LRT Palembang 13 stasiun tanpan lintasan Under Ground biaya Rp 473 miliar per kilometer sedangkan LRT di Malaysia Rp 817 miliar untuk 26 stasiun pemberhentian dan lintasan Under Ground sepanjang 2 Km, yang tentu saja lebih mahal," ujarnya.

Lalu, di Malaysia cost tenaga kerja jauh lebih mahal, pembebasan harga tanahnya lebih mahal karena tanah di Kuala Lumpur harganya jauh lebih mahal dari Palembang.

Kualitas kontruksi juga jelas lebih bagus dibandingkan LRT di Indonesia yang pernah ambruk seperti proyek LRT Pulomas.

"Jadi memang sangat mahal kalau proyek LRT KW3 dihargai Rp 473 miliar per kilometer dibandingkan proyek LRT KW1 yang dihargai Rp 817 miliar per kilometer," demikian Arief Poyuono. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA