Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Konsistensi Kemkominfo Dipertanyakan, Kenapa Hanya Tik Tok Yang Diblokir?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 04 Juli 2018, 08:18 WIB
Konsistensi Kemkominfo Dipertanyakan, Kenapa Hanya Tik Tok Yang Diblokir?
rmol news logo . Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) memblokir sementara aplikasi Tik Tok dengan alasan merusak generasi Indonesia.

Konsistensi Kemkominfo dipertanyakan lantaran di tengah banyaknya konten negatif di berbagai media sosial, pemblokiran sementara hanya dilakukan pada aplikasi Tik Tok.

Direktur Eksekutif Komunikonten, Institut Media Sosial dan Diplomasi Hariqo Wibawa Satria mengungkapkan selain di Tik Tok, konten berbahaya juga banyak sekali di Youtube, Twitter, Instagram, Facebook, Google. Diantaranya konten yang mengadu domba pendukung tokoh, antarumat bergama, internal umat seagama, fitnah, hoax, ujaran kebencian, pornografi dan kekerasan.

Sayangnya, konten-konten berbahaya tersebut lambat sekali dihapus oleh para pengusaha media sosial, bahkan ada video yang menghina tiga agama sekaligus tidak juga dihapus oleh Youtube, padahal sudah empat tahun video tersebut ditonton di Youtube.

"Dimana Pemerintah, Badan Siber dan lainnya. Disini konsistensi Kemkominfo dipertanyakan. Kami sudah menyampaikan ini, baik saat dialog di televisi bersama Dirjen Aptika Kemkominfo maupun di media sosial. Tetapi hingga rilis ini kami tulis, konten berbahaya tersebut belum juga dihapus," kata Hariqo melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi, Rabu (4/7).

Karena hal itu, Hariqo mempertanyakan keberadaan tim monitoring di Indonesia, khususnya di sosial media seperti Youtube, Facebook, Instagram, Twitter bahkan Google.

"Jika sudah, kenapa masih banyak sekali konten berbahaya di medsos yang belum juga dihapus. Jika belum, mengapa Kemkominfo tidak memblokir sementara seperti yang diterapkan pada Tik Tok," lanjutnya.

Sejak tiga tahun lalu, Komunikonten telah meminta untuk penghapusan konten berbahaya.

"Tantangannya minimal dua, siapa yang menyediakan tenaga monitoring ini? Jawabannya bisa pemerintah berkolaborasi dengan masyarakat," katanya.

Komunikonten mencatat, per 4 Juli 2018 di Instagram tagar #Tiktok sudah digunakan sebanyak 2.338.430, #TiktokIndo: 1.516.445 dan #TiktokIndonesia 1.168.333. Ini jauh sekali mengalahkan tagar #AsianGames2018 yang hanya: 230.910. Artinya Tik Tok lebih populer di Instagram ketimbang Asian Games. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA