Langkah Kapitra menjadi kader PDIP mengundang tanda tanya besar karena sebelumnya ia bersikap keras terhadap pemerintahan Joko Widodo dan kelompok pendukungnya. Terutama, ketika ia mendampingi Imam Besar Front Pembela Islam, Rizieq Shihab, dalam perkara hukum.
Namun, Kapitra mengibaratkan dirinya sebagai jembatan Ampera yang terkenal. Jembatan Ampera adalah penghubung dua sisi Kota Palembang, Sumatera Selatan, yang terbelah Sungai Musi.
"Adinda tahu Sungai Musi? Sungai Musi begitu besar lalu dijembatani nama saya. Jadi tidak perlu bertanya pada nelayan, tidak perlu bertanya pada ikan, tapi dia menyelamatkan banyak orang," kata Kapitra dalam konferensi pers di Kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (24/7).
Kapitra menegaskan pencalegannya melalui PDIP berlandas keinginan menjadi jembatan bagi umat Islam, ulama, masyarakat umum dengan lingkaran kekuasaan. Ia mengklaim itu demi kebaikan bangsa Indonesia.
"Saya mulai mengkhawatirkan kalau terus-menerus begini Indonesia ini terancam. Lalu apa tanggung jawab saya? Saya hanya menyaksikan kehancuran sebuah rahmat Allah yang tidak dimiliki bangsa lain? Tenggelam dalam salah persepsi dan penyesatan. Saya mau menjembatani kebaikan di rumah Indonesia," jelasnya.
[ald]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: