"Di China ada Kongres Rakyat Nasional yang memilih presiden, kalau kita dulu MPR," ujar Anggota Komisi Yudisial, Aidul Fitriciada Azhari saat diskusi publik di Komplek DPR, Jakarta, Senin (13/8).
Menurutnya, China yang menjadi salah satu negara maju di abad 21 ini karena sistem pemerintahannya mendukung. Sementara Indonesia pasca Reformasi 1998 terhangat dalam euforia demokrasi dan liberalisme.
"Amandemen kita di akhir abad 20 itu masih euforia runtuhnya Tembok Berlin sebagai tanda menangnya liberalisme," paparnya.
Padahal, Indonesia dengan sistem pemerintahan MPR sebagai lembaga tertingginya sudah dirancang para pendiri negara untuk kemajuan bangsa.
"Kita seharusnya menganut responbility presidensial system atau sistem presidensial yang bertanggung jawab," bebernya.
"Para pendiri negara kita pemikirannya jauh melampaui ke depan. Mereka tidak tergiur dengan sistem-sistem yang ada saat itu," pungkas Aidul Fitriciada Azhari menambahkan.
[rus]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.