Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Renas 212: #2019GantiPresiden Mirip Manuver Pengacau Keamanan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 30 Agustus 2018, 14:06 WIB
Renas 212: #2019GantiPresiden Mirip Manuver Pengacau Keamanan
Ilustrasi/Net
rmol news logo Relawan Nasional 212 Jokowi Presiden Republik Indonesia (Renas 212) melihat tindakan aparat mengamankan pendakwah Neno Warisman sudah sesuai prosedur, dalam hal pencegahan dan deteksi dini atas potensi gangguan keamanan serta potensi konflik horisontal di tengah masyarakat.

Sekaligus untuk kemanan pribadi Neno sebagai motor gerakan #2019GantiPresiden.

"Bayangkan jika dibiarkan tak ditengahi, kan berbahaya buat Neno sendiri. Jadi, pemulangan (dari Riau) itu sudah sesuai prosedur dan diskresi di lapangan," jelas Sekjen Renas 212 M Adnan Rara Sina kepada wartawan, Kamis (30/8).
 
Menurutnya, #2019gantipresiden yang gencar dikampanyekan di berbagai kota mirip dengan manuver gerakan pengacau keamanan alias GPK seperti GAM di Aceh, RMS di Maluku atau OPM di Papua.

"Karena dalam aktivitasnya di tengah masyarakat selalu menebar kebencian, menghasut, merongrong kerukunan, menciptakan kekacauan dan membawa bawa isu SARA dalam kegiatannya, sehingga menimbulkan reaksi balik yang sepadan dari kelompok lain di tengah masyarakat. Strategi politik yang sama seperti selalu digunakan GPK untuk menarik perhatian untuk kepentingan politiknya," papar Adnan.

Dia mengatakan, sebagai negara demokrasi, kebebasan berekspresi mengungkapkan pendapat adalah hak setiap orang. Namun semua itu harus terukur dan dibatasi oleh aturan main dalam undang-undang dan peraturan lainnya yang berlaku.

"Jika dalam kegiatan yang dilakukan adalah dengan cara menebar kebencian, menghasut, propaganda hitam, menyebarkan hoaks dan tuduhan palsu tentu memiliki konsekuensi hukum yang harus dihadapi oleh para pelakunya," jelas Adnan. 

Karena itu, Adnan melihat bahwa Neno maupun lain-lain layak diproses hukum karena telah melakukan gerakan separatisme ala GPK karena keonaran yang diciptakan telah menimbulkan kekacauan di tengah masyarakat, membahayakan persatuan, mengancam kebhinnekaan serta memecah belah sesama anak bangsa.

"Berpolitik harus ksatria. Jangan berlindung di balik rakyat dan membawa bawa nama umat untuk kepentingan politik sendiri," tegas Adnan. [wah]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA