Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bajak Kader, PDIP: Demokrat Jangan Menepuk Air Di Dulang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Selasa, 11 September 2018, 18:32 WIB
Bajak Kader, PDIP: Demokrat Jangan Menepuk Air Di Dulang
Aria Bima/RMOL
rmol news logo Sikap Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief yang menuding PDI Perjuangan sudah membajak kadernya, dinilai tidak bijak. Sebab, hal yang sama juga pernah dilakukan oleh Partai Demokrat semasa berkuasa dulu.

Politisi PDIP, Aria Bima menegaskan tudingan partainya telah membajak Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) M Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB), mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, dan teranyar Gubernur Papua Lukas Enembe sangat tidak berdasar.

Menurut Aria Bima, acuan dari para kepala daerah yang menyatakan dukungan ke Jokowi itu karena adanya chemistry dan kesamaan platform untuk memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara, bukan kepentingan partai.

Hal yang sama juga terjadi ketika kader maupun kepala daerah yang diusung PDIP justru berpaling dengan mendukung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada ajang Pilpres tahun 2009 lalu.

"Ya, penyikapan partai harus lebih bijak. Kalau PDIP dianggap bajak membajak berkaca dulu dong! Jangan menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri. Sumatera Barat gubernurnya dulu Gamawan Fauzi, siapa yang mengusung, siapa yang jadikan sampai (terpilih sebagai Gubernur), siapa yang bayarin kampanye, PDIP. Kemudian jadi Timses Pak SBY 2009," tegasnya saat ditemui di Posko Rumah Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/9).

Pada Pilpres sebelum-sebelumnya menurut anak buah Megawati Soekarnoputri ini, Partai Demokrat justru lebih banyak melakukan aksi bajak membajak jika dibandingkan dengan PDI Perjuangan sekarang.

"Gubernur Jawa Tengah Pak Mardiyanto dua kali jadi gubernur siapa yang mengusung, PDI Perjuangan, belum selesai jadi gubernur dukung Pak SBY, Sukawi Walikota PDIP Perjuangan 2 kali Ketua DPD Demokrat, kader Demokrat itu kebanyakan bajakan dari partai lain," ketusnya.

Harusnya, lanjut Aria, Partai Demokrat lebih bersikap bijak dengan menjadikan banyaknya kader yang ogah menuruti perintah partai yang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebagai bahan untuk introspeksi diri, sebagaimana yang dilakukan partainya ketika itu.

"Nah dalam soal ini lebih "ganas" Demokrat itu mengambil partai partai lain sebenarnya," pungkasnya.[lov]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA