“Ini karena menonton film di bioskop butuh
effort khusus mulai dari membeli tiket hingga datang langsung ke bioskop. Lain hal jika tayangan iklan Pak Jokowi ini muncul di televisi,†ujarnya di akun Twitter pribadi, Sabtu (15/9).
Dia juga menyayangkan iklan tersebut harus dipaksakan diputar di bioskop. Sebab, sejauh ini Jokowi merupakan bakal calon presiden yang memiliki elektabilitas tertinggi.
“Pak Jokowi kan surveinya selalu tinggi. Nggak perlulah
jor-joran iklan sampai ke bioskop. Kalau mau sampaikan capaian silakan lewat medium lain,†sambung Fahira.
Petahana, sambungnya, memang diuntungkan dan lebih leluasa menggunakan semua daya yang ada di kementerian/lembaga untuk menyosialisasikan apa yang telah mereka lakukan kepada publik.
Namun demikian, ada ruang-ruang publik yang juga harus dihormati dengan tidak memasang atau menayangkan iklan capaian Jokowi.
“Buatlah iklan yang elegan sehingga siapa pun yang melihat tidak merasa ini kampanye calon presiden,†tukasnya.
[ian]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: