Sehingga, sangat disayangkan jika kemudian ada media dalam negeri yang menganggap pemberitaan asing itu sebagai sebuah kebenaran mutlak dan mengutip secara mentah-mentah.
Begitu kata Wakil Sekjen Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi, Selasa (25/9).
“Mereka tidak memikirkan dampak buruk yang akan terjadi, dampak yang bisa merusak hubungan antar anak bangsa,†jelasnya.
Atas alasan itu juga, Demokrat mengaku kecewa dengan sejumlah pers nasional yang menayangkan artikel
Asia Sentinel tanpa melakukan
check and recheck dengan baik. Dalam hal ini, mereka sama saja turut menjadi penyebar informasi bohong alias
hoax.
“Berita yang keliru dan sangat tendensius adalah suatu tindakan zolim, yang patut diduga untuk merusak dan menjatuhkan kredibilitas SBY dan Partai Demokrat,†sambungnya.
Penayangan berita yang menukil dari
Asia Sentinel kemudian menimbulkan kecurigaan pada media-media tersebut. Sebab, penayangan dilakukan pada tahun politik menjelang pemilu presiden dan legislatif 2019.
Kata Didi, jika memang media-media tersebut ingin menaikkan rating pemberitaan atau elektabilitas partai yang dekat dengan media tersebu, maka tentu tidak perlu dengan cara-cara yang tidak fair dan sesat seperti itu.
“Banyak cara-cara lain yang bermartabat dan terhormat yang sepatutnya bisa dilakukan,†sambungnya.
Dia berharap, kejadian memalukan ini tidak kembali terulang. Demokrat juga ingin agar pers Indonesia semakin bermutu dan menjunjung kebebasan pers yang bertika dan bermartabat.
Untuk itu, mereka melaporkan empat media daring dan satu media televisi yang memuat mentah-mentah artikel
Asia Sentinel ke Dewan Pers.
“Rugi besar dan terlalu mahal yang harus dibayar bangsa Indonesia ke depan jikalau harus pecah hanya karena fitnah dan
hoax,†tukas Didi.
[ian]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: