"Saya katakan ini sebuah politik
jaim (jaga
image) daripada Pak Joko Widodo," ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono di Media Center DPR, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (11/10).
Arief menilai Jokowi ingin mempertahankan popularitas dan menjaga elektabilitas. Pasalnya, petahana itu akan maju kembali pada Pilpres 2019.
"Dia takut menaikkan harga BBM itu, karena ini adalah tahun politik. Artinya sangat aneh sekali dalam 30 menit bisa berubah secara total," jelas Arief.
Dia pun mempertanyakan pernyataan Jokowi dan pendukungnya yang selalu menyebut rakyat Indonesia sudah sejahtera.
"Katanya ekonomi bagus, daya beli masyarakat bagus, pendapatan masyarakat naik, loh kenapa tidak berani naikin harga BBM," demikian Arief.
Pemerintah lewat Kementerian ESDM menunda pengumuman kenaikan harga BBM jenis Premium, Rabu kemarin (10/10).
Penundaan dilakukan karena keputusan tersebut akan dibahas ulang, sambil menunggu kesiapan PT Pertamina (Persero). Termasuk pertimbangannya adalah daya beli masyarakat.
Sebelumnya pemerintah mewacanakan kenaikan harga premium wilayah Jawa-Madura-Bali (Jamali) dari Rp 6.550 menjadi Rp 7 ribu per liter, dan untuk kawasan luar Jamali kenaikan harganya dari Rp 6.400 menjadi Rp 6.900 per liter.
[rus]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: