DPR Didesak Kejar Hasil Pertemuan Bali

Begitu penilaian Direktur Eksekutif Indef  Enny Sri Hartati pada diskusi Dialektika Demokrask bertema "Miliaran Dana Annuak Meeting IMF Darimana?" di media center DPR, Kamis (10/10).

Dia pun merasa heran dengan suara negatif atas penyelenggaraan pertemuan tersebut. Soalnya permintaan menjadi tuan rumah perhelatan akbar tersebut diajukan oleh pemerintahan sebelumnya.

Tapi giliran diselenggarakan oleh pemerintahan Jokowi, publik malah mempersoalkannya. Seharusnya, menurut Enny publik harus memahami kalau pertemuan tersebut untuk kepentingan negara.

"Kita tentunya ingin mendengar apa yang  akan didapat Indonesia dengan adanya pertemuan di Bali. Sebab sepengetahuan saya untuk menjadi tuan rumah perjuangannya sangat keras," ungkapnya.

Enny menawarkan usulan agar DPR mengecek agenda apa yang sudah disusun dari pertemuan tersebut dan bagaimana prosesnya. Semisal, bagaimana Indonesia mereposisi revitalisasi atau apapun istilahnya terhadap keberadaan dan peran IMF dan world bank yang kekuasaannya luar biasa.

"Selama ini semua kebijakannya harus dipenuhi oleh anggotanya," tegas Enny.

Jika dilihat dari strukturnya, sambunf Enny, institusi itu dikelola secara korporasi yang saham terbesarnya adalah Amerika Serikat dan lima negara besar lainnya.

"Makanya tidak mengherankan kalau krisis terus terjadi di berbagai negara. Termasuk di Indonesia," ujar Enny. [nes]