Menurut Sandi gelombang peralihan penggunaan BBM subsidi tidak terelakkan. Ujungnya masyarakat kecil dan UMKM yang akan menjadi korban.
"Dengan kelangkaan premium akhirnya menimbulkan juga tekanan di masyarakat. Khususnya untuk ekonomi kecil, usaha kecil-menengah, kita akan melihat nanti banyak sekali pabrik-pabrik, banyak sekali UKM-UKM kecil, industri perumahan yang terancam operasinya karena biayanya terus meningkat," ujarnya di Cirebon seperti diberitakan
Kantor Berita RMOLJabar, Kamis (11/10).
Sandi juga menilai, kenaikan BBM non subsidi ini bakal berimplikasi pada perekonomian. Jika pemerintah tidak punya langkah antisipasi, 6-7 bulan kedepan perekonomian akan terpuruk.
Sandi menyarankan agar pemerintah pusat bisa duduk bersama, memperbaiki kondisi ekonomi bangsa. Ia mengimbau agar kebijakan kenaikan harga BBM bukan karena semata-mata menghadapi pemilu agar tidak mengganggu suara pemilih.
"Jadi kita harus duduk sama-sama. Kita sepakati bersama pemerintah. Kita pisahkan proses politiknya. Tapi, kita hadirkan kebijakan yang terbaik buat ekonomi kita sekarang karena kita harus selamatkan Indonesia," pungkasnya.
[nes]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.