Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kivlan Zein: Hati-Hati, Bahaya Laten Komunis Masih Mengancam !

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Sabtu, 13 Oktober 2018, 18:19 WIB
rmol news logo . Kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) bukanlah isapan jempol belaka. Berbagai peristiwa sejarah membuktikan bahwa paham komunisme masih eksis di tengah masyarakat.

Mantan Kepala Kostrad Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen mengatakan, kebangkitan PKI merupakan sebuah fakta. Pengamatan dia, isu tersebut bukan hanya sebuah ilusi. Sebab, selain para aktivis mahasiswa, elemen PKI juga ikut dalam aksi melengserkan Presiden kedua RI, Soeharto.

"Soeharto hancur, siapa yang menghancurkan, elemen komunis. Elemen Partai Rakyat Demokratik, Forkot, Fordem saya lihat mereka demo pakai (simbol) komunis, saya tidak sendiri. Sampai di Tugu Proklamasi dia bawa anak Forkot, Fordem dan PDI," ujar Kivlan Zen dalam diskusi bertajuk "Membedah Agenda Politik Komunisme & Khilafah di Pilpres 2019" di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/10).

Bukan hanya sampai di situ, setelah Soeharto tumbang, pada era pemerintahan Presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pun elemen komunis masih terus beraksi. Mereka dengan terang-terangan mendesak pemerintah untuk meminta maaf kepada keluarga PKI.

"Gus Dur minta maaf tapi secara pribadi bukan Presiden," terang Kivlan Zen.

Selain itu, lanjutnya, pada tahun 2003 ada juga upaya dari elemen komunis yang meminta dibuatkan UU Rekonsiliasi. Namun pada akhirnya UU itu dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi.

"Namanya UU Rekonsiliasi supaya mereka tidak salah, ini fakta bukan ilusi," tegasnya.

Ditegaskan Kivlan Zen bahwa komunisme masih eksis di Indonesia. Mereka dibina oleh seorang profesor dari Amerika Serikat. Profesor itu yang mendidik kader-kader komunis agar bisa masuk ke dunia pemerintahan termasuk DPR.

"Waktu Jokowi mau jadi Presiden mereka datang dan menawarkan dukungan 15 juta dengan syarat Jokowi harus minta maaf dan meminta rehabilitasi. Waktu itu Jokowi tolak. Tapi saya baca konsep pidato RAPBN 16 Agustus 2015, mau dimasukan mohon maaf negara dan rehabilitasi. Tapi tidak dibacakan. Masih ada sama saya lampiran Pak Jokowi minta maaf, tapi tidak dibaca," jelasnya.

Untuk itu, Kivlan Zen meminta semua pihak berhati-hati akan bahaya laten dari komunis tersebut.

"Orang komunis ini sifatnya adalah militan, propaganda, fitnah segala macam. Itu makanya kita hati-hati," pungkasnya. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA