Jurubicara Front Pembela Islam (FPI), Slamet Maarif menjelaskan, aksi tersebut mereka lakukan demi menuntut pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid yang dilakukan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) NU Garut, Jawa Barat.
"Ini bentuk jihad umat Islam, reaksi yang kembali agamanya dinodai, dinistakan. Bahkan sampai membakar kalimat suci. Ini semangat yang luar biasa," katanya dalam diskusi bertajuk "Membakar Bendera Tauhid, Penghinaan Terhadap Islam?" di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (25/10).
Slamet yang juga Ketua Presidium Alumni Aksi Bela Islam 212 itu menjelaskan, usai menunaikan salat Jumat, tepatnya pukul 13.00 WIB, peserta aksi berkumpul di Patung Kuda, kawasan Monas Jakarta.
Dari sana, mereka akan melakukan
long marc menuju kantor Kemenko Polhukam.
Dijelaskan, demo lakukan di depan kantor Wiranto karena kementerian itu membawahi berbagai lembaga hukum, termasuk kepolisian yang menangani kasus pembakaran tersebut.
Kemenko Polhukam harusnya bisa memerintahkan Mabes Polri untuk segera menuntaskan kasus pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid.
"Polisi itu di bawahnya Bapak Wiranto," demikian Slamet.
[rus]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: