Padahal, keduanya adalah
â€teasingâ€. Bukan hina,
bully, marah apa lagi caci-maki.
Teasing is harmless. Tanpa motif menyerang dan melukai. Buktinya, suara orang tertawa terdengar jelas pada video Boyolali.
Sedangkan,
â€teasing†di Ponogoro masuk kategori
â€Influence teasing†yaitu 1
type teasing yang menurut Psikolog Melissa A. Kay,
“…is intended to change someone’s behavior.â€
Ajudan dan emak-emak
lost control. Saling rebutan Buku "Paradox Indonesia". Pak Prabowo mengoreksi. Itu tugas seorang pemimpin yang baik.
Hanya orang
Go-Block dan PSI yang mempermasalahkan
â€teasing†Pak Prabowo.
PSI, Partai Kanak-Kanak Masa Kini bentukan CSIS, kurang memahami arti
â€bully†dan
“teasingâ€.
Perhaps, motto mereka; "Bunyi dulu, mikir belakangan".
Salah satu ciri khas PSI:
name-calling and belittling of others. Singkatnya; Suka nge-bully. Persis perilaku anak kelas 1 SMP.
Nge-bullies merupakan mekanisme menjadi
“cool†bagi anak-anak SMP. Ada semacam
â€link†antara
bully dan popularitas dalam fase mencari jati-diri remaja.
Tiada hari tanpa
nyerang dan
bully Prabowo-Sandi, Gerindra, PKS, Demokrat dan PAN.
Nyinyir all the time dan
at all cost. PSI
do fit the data on immature and aggressive children.
Sebagai partai
underdogs, kayanya PSI cemas dan gamang dalam mencari identitas diri.
About their own social standing and ask: Where do we fit in? Who should we hang out with?
Dominance hierarchies help group members find their places, and bullying is among the most primitive ways to establish dominance.
"Bullying is the repeated, intentional harm of another person. It’s kind of a relic of our primitive history," kata Dewey Cornell, a forensic psychologist dan ahli bullying at the University of Virginia. [***]
Penulis adalah aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak)
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: