Demikian dikatakan jurubicara pengungsi Rohingya, Muhammad Zubair dalam diskusi publik bertajuk "Pengungsi di Indonesia; Ancaman versus Kemanusiaan" yang diselenggarakan Lingkar Studi Politik Indonesia (LSPI) dan Rumah Demokrasi di Whiz Hotel, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (24/11).
"Kami iri dengan rakyat Indonesia yang selalu dalam keadaan aman dan bebas beraktivitas, bahkan dapat memilih capres sesuai keinginan, berbeda dengan kami bahkan kartu identitas pun tidak punya," kata Zubair.
Lantaran itu, kata Zubair, rakyat Indonesia seharusnya bersyukur memiliki pemerintah yang baik dalam memperlakukan warganya. Terlebih, kepada warga negara lain sehingga dapat leluasa melakukan aktivitas maupun beribadah tanpa ada tekanan.
"Dalam hal itu, para pengungsi Rohingya tidak dapatkan dari pemerintah sendiri, bahkan mereka harus mencari keamanan dan meminta perlindungan dari negara lain," ujar Zubair.
Zubair meminta kehadiran pengungsi Rohingya tidak dianggap sebagai kelompok radikal ataupun teroris.
"Mereka ingin bekerja sama dengan otoritas keamanan di Indonesia untuk ikut menjaga keamanan," pungkasnya.
[lov]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: