Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kata JK, Riset Soal Masjid Pemerintah Radikal Bahaya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Rabu, 28 November 2018, 04:57 WIB
Kata JK, Riset Soal Masjid Pemerintah Radikal Bahaya
JK/Net
rmol news logo Hasil penelitian Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) tentang masjid di lingkungan pemerintah yang terpapar paham radikal turut menyita perhatian Wakil Presiden Jusuf Kalla.

JK mengaku prihatin dengan hasil riset itu. Bahkan menurutnya, survei yang menyebut ada 50 penceramah yang menyebar paham radikal di 41 masjid pemerintah berbahaya jika dipublikasi.

“Kalau orang menyimpulkan sederhana, bisa disimpulkan 41 persen pemerintah radikal, wah bahaya itu,” ujarnya dalam telekonferensi di acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (27/11) malam.

“Bayangkan masjid di pemerintah aja radikal, apalagi yang lain,” sambung JK.

Menurutnya, telaah atas studi penelitian itu harus diperbaiki. Dalam hal ini, JK menyoroti tentang penggunaan klasifikasi radikalisme ringan, menengah, dan berat yang digunakan P3M.

“Ini pertama kali saya dengan istilah itu. Kalau radikal ya radikal saja,” tegasnya.

Kedua, JK juga menyinggung kata “terpapar” yang dipakai dalam penelitian itu. JK mengaku tidak tahu arti dari kata tersebut.

“Terpapar itu bahasa yang baru saya dengar, rupanya yang mendapat paparan,” pungkasnya.

Riset P3M menjadi ramai diperbincangkan setelah Jurubicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto mempublikasinya.

Wawan mengungkap data itu saat diwawancarai wartawan di Restoran Sate Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (20/11) lalu.

"Tidak banyak, sekitar 50-an. Ini masih terus kita dekati mudah-mudahan ini bisa," urainya kala itu. [ian]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA