Demikian dikatakan pengamat politik dari Universitas Bung Karno (UBK), Ade Reza Hariadi kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (11/12).
"Ma'ruf Amin harus memanfaatkan waktu kampanye yang tersisa untuk memperkuat manajemen political impression-nya, terutama aspek penggunaan metafora dan sound bites politik, penampilan yang efektif, dan citra personal sehingga dapat menjadi magnet elektoral," ungkap Ade.
Sebelumnya soal peran Ma'ruf telah disinggung oleh Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir. Menurut dia, Ma'ruf belum turun kampanye sehingga elektabilitas capres petahana masih stagnan.
Padahal selama ini Ma’ruf kerap bersafari dari pesantren ke pesantren untuk menguatkan basis kulturalnya.
Ade yakin, jika kesan politik (political impression) Ma'ruf diperbaiki bukan tidak mungkin suara di luar basis kulturalnya atau kaum Nahdliyin akan berbondong-bondong mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf.
"Ya, sepanjang ada perbaikan, Ma'ruf Amin punya peluang ekspansi suara di luar kantong pendukung loyalnya," tandas Ade.
[lov]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: