Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kenang Saat Dijegal Jadi Presiden, Megawati: Kadang-Kadang Pak Muhaimin Suka Lupa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Kamis, 10 Januari 2019, 17:48 WIB
Kenang Saat Dijegal Jadi Presiden, Megawati: Kadang-Kadang Pak Muhaimin Suka Lupa
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri/RM
rmol news logo . Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat memotong tumpeng acara perayaan HUT PDIP ke-46 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/1), mengenang masa-masa tahun 1999 ketika dirinya dijegal menjadi Presiden melalui MPR.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

"Perintah pengurus partai (PDIP) itu dulu ketua umum harus jadi presiden, jadi saya enggak mau kalau diminta menjadi wakil presiden," ucap Mega.

Hal itu pun cukup membingungkan dirinya. Pasalnya PDIP saat itu merupakan peraih suara terbanyak dalam pemilu 1999. Sementara PKB merupakan peringkat kedua.

"Saya sangat ingat saat itu ada partai baru bernama PKB yang ketua umumnya Pak Matori Abdul Djalil almarhum. Jadi beliau itu sampai nyuwon-nyuwon, "ayo to mbak". Saya enggak mau kalau PDIP yang harusnya nyalon presiden cuma jadi wakil presiden," kenang Mega.

Ketua Umum PKB saat ini Muhaimin Iskandar yang hadir dalam acara itu juga terkena candaan Mega saat mengenang masa lalu.

"Jadi jangan lupa Pak Muhaimin Iskandar, kadang-kadang Pak Muhaimin suka lupa kalau yang nyalon wakil presiden itu PKB," selorohnya.

Mengingat mekanisme pemilihan presiden masih dilakukan oleh MPR, akhirnya Abdurrahman Wahid alias Gus Dur mengungguli Mega melalui voting yang dilakukan oleh Anggota MPR.

Gus Dur terpilih sebagai presiden keempat, sementara Megawati sebagai wakil presiden. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA