"Langkah ini nampaknya strategi Jokowi untuk melunakkan poros konservatif yang banyak mendukung Prabowo. Dengan harapan poros konservatif pendukung Prabowo itu kemudian berbalik memilih Jokowi," ujar pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara Faisal Riza kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (18/1).
Namun, rencana pembebasan Baasyir ini, lanjut Faisal, beresiko menjadi sorotan dan perbincangan dunia internasional karena Jokowi dianggap melunak kepada poros hardliners.
"Ini semacam kredit kerja politik Jokowi dan kaitannya dengan kalangan Islam. Akan tetapi rencana ini juga beresiko kritik terhadap Jokowi yang kini menjabat sebagai presiden karena bernegosiasi dengan terorisme," lanjut Faisal.
Faisal mengingatkan, di era Soesilo Bambang Yudhoyono banyak tersangka teroris mendapat hukuman.
"Membebaskan narapidana terorisme ini juga bisa ditangkap sebagai usaha Jokowi untuk membawa publik pada pemikiran bahwa Jokowi itu humanis," demikian Faisal.
[hta]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.