Ketua Bapilu Partai Nasdem Effendy Choirie menjelaskan bahwa ABN merupakan investasi jangka panjang partai. Tak jarang, jebolan ABN menjadi pemimpin daerah yang matang dan mumpuni.tuk diberikan motivasi.
"Slamet Junaidi (Bupati Sampang) orang enggak pernah berpartai, lalu digembleng terus-terusan. Nah pendidikan Nasdem itu juga ada yang informal. Pak Surya itu sering mengundang perorangan terus dimotivasi terus digembleng begini begitu, jadi dia," kata pria yang akrab disapa Gus Choi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/2).
Di ABN, kader muda akan digembleng dengan sejumlah pendidikan kepemimpinan. Minimal kader mengikuti pendidikan itu selama empat bulan. Lulusan ABN, akan mengerti tentang restorasi, jati diri bangsa, ideologi bangsa dan tentang sistem negara serta sejarah Indonesia yang diperjuangkan partai.
"Nah itu yang ingin diwujudkan oleh Nasdem, sehingga wujudnya adalah kader yang restoratif," ucapnya.
Pengamat politik Arie Suditjo memandang investasi politik Nasdem sudah tepat. Partai, sambungnya, memang memiliki kaderisasi dan tidak boleh menunjuk calon pemimpin hanya didasarkan pada mahar uang.
"Parpol harus mengubah diri jangan mengandalkan yang condong punya uang," kata pengajar di Universitas Gajah Mada (UGM) itu.
Tidak seluruh partai berpikir untuk menciptakan calon-calon pemimpin. Padahal, saat ini momentum tepat untuk mengkaderisasi calon-calon pemimpin dari kalangan kaum muda.
"Sehingga pada pemilu dan pilpres 2024 mendatang semakin berkualitas. Sekarang saatnya pertarungan ide dan integritas," pungkasnya.
[ian]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: