Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dikunjungi Mbak Tutut, Pimpinan Pesantren Al Mubarak Serang Terkenang Jasa Soeharto

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Jumat, 15 Februari 2019, 16:00 WIB
Dikunjungi Mbak Tutut, Pimpinan Pesantren Al Mubarak Serang Terkenang Jasa Soeharto
Siti Hardijanti Rukmana diPesantren Al-Mubarak, Cimuncang, Sumur Pecung, Serang/Dok
rmol news logo Putri sulung mantan Presiden ke-2 RI Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana atau populer disapa Mbak Tutut mengunjungi Pesantren Al-Mubarak, Cimuncang, Sumur Pecung, Serang, baru-baru ini.

Kedatangan Mbak Tutut bersama rombongan disambut pimpinan pesantren Al-Mubarak Kyai Mahmudi, para santri, tokoh agama, dan tokoh adat setempat.

Ikut pula dalam rombongan Mbak Tutut, yakni adiknya Siti Hutami Endang Adiningsih atau Mamiek Soeharto.

Mbak Tutut lantas mendapat kalungan bunga dari istri kiai Mahmudi.

Hujan turun rintik, namun tidak menyurutkan para santri dalam menyambut keluarga Cendana itu dengan irama musik marching band.

Di depan gerbang pesantren ikut mengiringi purnawirawan TNI/Polri yang tergabung dalam Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR).  

"Saya sangat kagum dengan Pak Harto. Saya ingat Pak Harto banyak membangun masjid ketika tahun 1990 bahkan sampai ke Irian. Sehingga di Irian banyak masyarakat yang masuk Islam, salah satunya karena jasa Pak Harto," ujar kiai Nasmudin bin Haji Busro, tokoh agama Banten membuka pertemuan dengan Mbak Tutut, seperti dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, siang ini (Jumat, 15/2).

Dalam kesempatan tersebut, kiai Nasmudin menyatakan prihatin terhadap kondisi bangsa Indonesia yang saat ini banyak mengalami perseteruan karena hal-hal yang bukan prinsipil.

Menurut dia, hal itu disebabkan melemahnya ideologi Pancasila di bangsa Indonesia. Pancasila hanya dijadikan simbol dan pengakuan, namun sedikit realisasi.

"Tahun 1980 saya tidak setuju dengan asas tunggal. Tapi sekarang baru kepikiran sama saya, ideologi pancasila sangat penting dalam membangun bangsa," tuturnya.

Lebih jauh, kiai Nasmudin mengulas peran Soeharto ketika menghadapi PKI tahun 1965.

"Bisa dibayangkan kalau saat itu Pak Harto tidak mengambil tindakan tegas, apa jadinya Indonesia. Mungkin Indonesia akan jadi PKI semua," katanya.

Ia pun mendoakan jasa-jasa baik yang dilakukan selama Soeharto dicatat oleh Allah, diberikan ganjaran terbaik, dan ditempatkan di tempat yang mulia.

"Semoga bangsa Indonesia dapat mengambil pelajaran terbaik dari kepemimpinan Pak Harto," pintanya.

Dalam kesempatan sama, pengasuh Pondok Pesantren Al-Mubarak, kiai Mahmudi menuturkan bahwa banyak jasa-jasa Soeharto selama berkuasa 32 tahun. Di antaranya dalam bidang pendidikan.

Soeharto mendirikan beberapa yayasan untuk memberikan beasiswa kepada keluarga yang kurang mampu. Salah satunya adalah Yayasan Darmais.

"Saya dulu sebulan sekali mengambil bantuan dari Bina Graha dan Cendana melalui Yayasan Darmais Bu, tapi setelah Pak Harto berhenti, yayasan pendidikan Islam pada gulung tikar semua," ujar kiai Mahmudi.

Ia berharap dalam Pilpres mendatang, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno lebih memberikan perhatian terhadap dunia pesantren, sehingga ke depan lahir ulama-ulama sebagai pelanjut risalah. [wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA