Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mengoreksi Jokowi, JK Memang Suka Meluruskan Yang Salah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Rabu, 20 Februari 2019, 16:18 WIB
Mengoreksi Jokowi, JK Memang Suka Meluruskan Yang Salah
Jusuf Kalla/net
rmol news logo Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memang terbiasa meluruskan sesuatu yang menyimpang. Termasuk ketika ia sendiri mengklarifikasi isu penguasaan lahan calon presiden, Prabowo Subianto.

Direktur Debat dan Materi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said, memuji JK yang tetap memegang prinsip untuk meluruskan hal-hal yang salah.

"Beliau (JK) itu akan menyampaikan hal-hal yang sifatnya melenceng, jadi beliau luruskan lagi, selama ini memang beliau begitu," kata Sudirman saat ditemui di Es Teler 77, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (20/2).

Sudirman mengaku sudah lama mengenal JK. Ia tahu persis karakter mantan Ketua Umum Golkar itu. Sebagai politisi kawakan yang sarat pengalaman, lanjut dia, JK menunjukkan kapasitasnya sebagai orang yang berpengetahuan tinggi.

"Pak JK itu orang berpengalaman ya, jadi pengetahuannya beliau sangat luas,” terang Sudirman.

Isu penguasaan lahan oleh Prabowo menyeruak ke ruang publik berawal dari "serangan" petahana, Joko Widodo, saat debat calon presiden yang digelar KPU pada Minggu lalu (17/2).

Jokowi menyinggung kepemilikan lahan Prabowo di Kalimantan Timur dan Aceh. Namun, lahan itu berstatus Hak Guna Usaha (HGU) dan bisa diambil kembali oleh negara bila dibutuhkan.  
Dalam wawancara dengan para wartawan, kemarin, JK menjelaskan awal mula kepemilikan lahan Prabowo yang disinggung Jokowi. Lahan di Kaltim itu ditawarkan JK ke Prabowo pada 2004 dan Prabowo membelinya dengan tunai.

Bagi JK, lebih baik tanah itu dikelola pengusaha pribumi ketimbang asing. Ditegaskan JK juga, Prabowo sama sekali tidak melanggar aturan dalam mendapatkan HGU.
“Dia (Prabowo) belilah itu, itu haknya, itu kredit macet. Diambil alih kembali oleh Bank Mandiri, kemudian saya minta Agus Martowardojo (Dirut Bank Mandiri waktu itu) untuk diberikan kepada pribumi supaya jangan jatuh ke Singapura. Ada orang Singapura mau beli waktu itu, pengusaha Singapura, orang Malaysia," ungkap JK. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA