Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bamusi Keberatan Puisi Neno Disamakan Doa Nabi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Minggu, 24 Februari 2019, 13:54 WIB
Bamusi Keberatan Puisi Neno Disamakan Doa Nabi
Neno Warisman/Net
rmol news logo Puisi doa yang dibacakan inisiator Gerakan #2019GantiPresiden saat Malam Munajat 212 menuai polemik.

Sekjen Pimpinan Pusat (PP) Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), Falah Amru bahkan menilai puisi doa Neno itu tidak patut.

Falah menjelaskan, doa yang baik itu adalah mendoakan kebaikan untuk semua umat. Bukan, berdoa yang seakan-akan mengancam Tuhan

"Puisi doa yang dilakukan Neno Warisman yang menurut mayoritas ulama merupakan puisi doa yang tidak beradab,” tuturnya dalam keterangan tertulis, Minggu (24/2).

Falah juga tidak sependapat jika doa tersebut disamakan dengan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW saat Perang Badar. Menurutnya, kondisi dan keadaan kedua doa tersebut sangat berbeda jauh.

Dijelaskan politisi PDIP itu bahwa doa yang dilakukan Nabi Muhammad pada saat Perang Badar adalah doa dalam kondisi perang. Sebagaimana riwayat hadist Muslim, kata dia, umat Islam saat itu jumlahnya jauh lebih sedikit dari pasukan kafir Quraisy.

"Rasulullah SAW terus bermunajat kepada Allah, sementara kedua pasukan sudah berhadapan. Beliau menengadahkan tangan dalam keadaan menghadap qiblat, sampai rida, kain yang menjuntai di pundak beliau jatuh. Kemudian Abu Bakar mengambil rida dan menempatkan rida di pundak Nabi Muhammad, lalu Abu Bakar berdiam di belakang nabi,” kata Falah mengurai hadist tersebut.

“Lalu Abu Bakar berkata kepada Nabi, ‘duhai Nabi Allah, cukup permohonan panjenengan kepada Allah, pasti Allah menunaikan apa yang dijanjikan-Nya kepadamu’,” lanjutnya.

Atas alasan tersebut, dia menilai puisi doa yang dilakukan Neno tidak patut karena kondisi munajat yang dilakukan berbeda dengan di zaman Rasulullah.

“Kepentingannya hanya urusan politik keduniaan," tegas bendahara PBNU ini.

Saran Falah, berdoa dilakukan dengan sikap serendah-rendahnya kepada Allah SAW, sambil mengharap keridaan-Nya.

"Bukan dengan kesombongan, apalagi sampai mengancam Allah SAW melalui puisi doa yang kepentingannya hanyalah urusan dunia semata," pungkas Falah. [wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA