Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

SOAL ANDI ARIEF

Waketum Gerindra Ke JK: Saya Tidak Menyalahkan, Hanya Bilang Joko Widodo Gagal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 06 Maret 2019, 03:22 WIB
Waketum Gerindra Ke JK: Saya Tidak Menyalahkan, Hanya Bilang Joko Widodo Gagal
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono/Net
rmol news logo . Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono membantah telah menyalahkan pemerintah terkait penangkapan Andi Arief yang terjaring karena kasus penggunaan narkoba.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

"Saya tidak menyalahkan pemerintah dan tidak main dengan kata-kata ya. Dan tidak membela Andi Arief walaupun Andi Arief sahabat dekat saya," kata dia dalam keterangannya kepada redaksi, Selasa (5/3).

Hal itu diungkapkan Arief menanggapi pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menuding pihak-pihak yang menyalahkan pemerintah terkait penangkapan Andi Arief hanya bermain kata-kata.

JK mengungkapkan itu menanggapi pernyataan Arief Poyuono yang mengatakan kalau Andi Arief cuma jadi korban kegagalan pemerintah Joko Widodo dalam hal pemberantasan narkoba di Indonesia.

Ditegaskan Arief, dirinya mengatakan itu semata-mata untuk menempatkan persoalan secara benar. Makanya, semua pihak harus jeli melihat itu.

Sebab Arief mengaku hanya mengatakan kalau Andi Arief itu merupakan korban kegagalan pemerintah Joko Widodo dalam memberantas peredaran narkoba. Sama sekali tidak menyalahkan pemerintah.

"Misalnya asumsi gagal dan salah ya misalnya 10 soal dalam pelajaran matematika, yang dikerjakan Joko Widodo dengan cara menjawab dengan tulisan di kertas sudah benar. Namun Joko Widodo hanya bisa menjawab 2 soal pertanyaan matematika, nah ini artinya Joko Widodo gagal mencapai target untuk dapat nilai sepuluh," urainya.

Begitu juga, lanjutnya, dengan pemeritah yang gagal mencapai target untuk mengurangi peredaran narkoba di negeri ini.

"Target Joko Widodo mengurangi peredaran narkoba dari era SBY tapi kenyataannya justru makin bertambah peredaran narkoba, contoh data dari BNN dan Puslikes UI 2016 penguna narkoba 0,02 persen dari total penduduk dan 2017 naik menjadi 1,17 persen. Artinya Joko Widodo gagal," ucapnya.

Lebih lanjut Arief menegaskan, pemimpin yang berhasil mengurangi peredaran narkoba dengan drastis di negaranya adalah Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. Yang tidak segan-segan memerintahkan aparat hukum menembak mati pengedar narkoba, sekalipun tersangkanya merupakan seorang perwira polisi.

"Ini (Duterte) presiden berhasil, tidak gagal dalam pemberantasan narkoba di negaranya," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA