Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sandiaga Mampu Maksimalkan Nilai 15

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Senin, 18 Maret 2019, 07:28 WIB
Sandiaga Mampu Maksimalkan Nilai 15
Sandiaga Uno dan Maruf Amin/Net
rmol news logo Posisi wakil presiden pasca reformasi memiliki peran cukup signifikan dalam pemerintahan.

Oleh sebab itu, dalam rezim elektoral yang menempatkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dipilih bersamaan, kualitas cawapres juga dijadikan bahan pertimbangan oleh para pemilih.
 
Terkait hal itu, Ketua Umum Perkumpulan Swing Voters (PSV) Indonesia Adhie M Massardi melihat debat cawapres tadi malam (Minggu, 17/3), yang menampilkan cawapres 01 Maruf Amin dan cawapres 02 Sandiaga Uno cukup menentukan bagi para pemilih.
 
Tapi menurut Adhie, meskipun cukup menentukan, daya tarik kualitas cawapres di kalangan swing voters hanya 15 persen. Sedangkan sisanya, didominasi kekuatan capresnya (45 persen) dan tim tim kerja (kabinet) lembaga kepresidenan (40 persen).
 
"Pada Pilpres 2014, pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla memiliki semua kekuatan itu, karena publik dijanjikan tim kerja yang akan dibangun Widodo-Kalla adalah kabinet profesional sebab tidak akan banyak memakai orang-orang partai politik," ulas Adhie.
 
Sekarang, faktanya kabinet Jokowi-JK ternyata banyak diisi orang-orang parpol, bahkan pimpinan institusi hukum yang seharusnya berintegritas dan tidak partisan seperti kejaksaan dan kehakiman juga 'diparpolkan'. Sehingga, pada 2019 ini pasangan Jokowi-Maruf Amin kehilangan angka lumayan besar di sektor 'daya tarik tim kerjanya (kabinet)'.
 
"Hal ini bisa dilihat dari semakin gemuknya koalisi parpol pendukung capres/cawapres 01, yang tentu saja akan mengurangi jatah kalangan profesional dalam struktur kabinetnya. PKB saja, misalnya, secara terbuka sudah membooking 10 kursi kabinet," kata Adhie.
 
Pada Pilpres 2019 ini, daya tarik maksimal yang dimiliki pasangan Jokowi-JK pada 2014, justru berpindah ke pasangan Prabowo-Sandi. Nilai kecapresan Prabowo (45 persen), poin Sandi sebagai cawapres (15) dan tim kerja yang berada di belakang pasangan 02 (40 persen) itu.
 
“Jadi debat antarcawapres tadi malam menjelaskan bahwa Sandi berhasil mengoptimalkan nilai yang 15 persen itu. Sementara Maruf Amin, meskipun tampil lebih baik dari yang diduga orang, tapi nilai yang diperoleh tidak signifikan karena posisinya dibayang-bayangi oleh sosok Jusuf Kalla, posisi yang digantikannya," ujar Adhie.
 
Berbekal debat semalam, Adhie menjelaskan peta Pilpres 2019 ini dengan matematika sederhana.
 
Poin Prabowo dan Joko Widodo mungkin bisa dibilang masih imbang. Tapi Joko Widodo kehilangan poin yang dimiliki Jusuf Kalla (2014), dan digantikan oleh sosok Maruf Amin. Tentu nilainya jauh berkurang.
 
“Sementara di kubu Prabowo, nilai yang diperoleh dari Hatta Radjasa (2014) masih melekat karena PAN tetap dalam koalisi, lalu masih dapat suntikan poin signifikan dari Sandiaga Uno," terang Adhie.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA