Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Genre Baru Politik Indonesia, Emak-emak Jadi Volunteer Perubahan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yelas-kaparino-1'>YELAS KAPARINO</a>
LAPORAN: YELAS KAPARINO
  • Senin, 18 Maret 2019, 12:47 WIB
Genre Baru Politik Indonesia, Emak-emak Jadi <i>Volunteer</i> Perubahan
Rocky Gerung/RMOL
rmol news logo Politik emak-emak adalah genre baru dalam politik Indonesia. Kelompok emak-emak tanpa dikomando, tanpa punya organisasi resmi tapi jadi volunteer untuk menghasilkan perubahan.

“Pada emak-emak lah seluruh jenis ketidakadilan dirasakan setiap hari. Sekarang mereka tampil menjadi volunteer perubahan. Ini genre baru dalam politik di Indonesia,” ungkap pemerhati politik yang juga ahli filsafat, Rocky Gerung.

Pemerhati politik ini menegaskan, dirinya lebih percaya tatapan mata emak-emak. Kejujuran mereka saat saling mengirim WA tentang harga dan tentang meme.

“Di situ politik hari ini ada,” ujar Rocky.

Selama 24 jam, emak-emak berpolitik dengan jarinya sendiri melalui smartphonenya.  Rocky menyebut, baru sekarang fenomena itu muncul. Kalau dulu zaman orde baru ada politik wanita yang digawangi oleh Dharma Wanita. Tapi politik Dharma Wanita dulu, mengikuti seragam dan pangkat suami.

“Sekarang sudah tidak seperti itu. Seragam dan pangkat suami apa, bodo amat yang penting Prabowo-Sandi menang. Hanya itu yang ada di benak emak-emak. Jadi sangat mandiri,” ujar dia.

Menurut Rocky, pengetahuan tentang ketidakadilan tidak perlu diterangkan kepada emak emak. Sebab mereka dari pagi, sejak bangun tidur sudah tahu apa artinya penderitaan hidup. Emak-emak menghitung sisa uang yang ada di dompetnya. Cukup enggak. Itulah politik yang otentik, politik emak emak. Mereka tahu ketidakadilan dari tantangan hidup sehari-hari, bukan dari statistik yang disampaikan pemerintah.

“Politik bukan soal legalitas, tapi soal legitimasi, soal rasa, dan soal pandangan. Saya mengetahui ada ketidakadilan dalam tatapan mata  antar manusia. Kalau saya tatapan mata dengan emak emak, maka saya tahu ada penderitaan di situ. Begitu juga kalau saya lihat ada kegembiraan di situ,” kata Rocky ketika tampil sebagai pembicara pada Partai Amanat Nasional (PAN) di Bandung, Jawa Barat.

Jadi, jelas Rocky, politik adalah sensasi batin manusia. Dalam tingkat tertinggi manusia adalah rasa batin.

Orang tidak pernah menemukan rules atau rumus revolusi, karena rumus itu tidak dibuat tiba-tiba, begitu saja. Rumusan revolusi dibuat setelah revolusi terjadi, baru dibikin teori.
“Kalau kita baca statistik keberhasilan pemerintah, maka sebetulnya itu tidak ada isinya. Itu hanya sekadar brosur. Semacam baca katalog istana. Padahal, politik adalah sensasi batin manusia. Dalam tingkat tertinggi manusia adalah rasa batin,” pungkas Rocky.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA