Koordinator Jurubicara BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak menilai, kartu sakti yang ditawarkan Paslon 01 tak efisien lantaran terlalu banyak.
"Kartu-kartu itu kan pemborosan," kata Dahnil dalam diskusi bertajuk
"Review Debat Cawapres" di Media Center Prabowo-Sandi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (18/3).
Tak hanya efisien, Dahnil bahkan khawatir jika gagasan Jokowi-Maruf tersebut bisa memunculkan celah pelanggaran hukum layaknya bancakan.
"Ya itu (bancakan) yang kami ingin tak terjadi," ujarnya menjawab pertanyaan wartawan.
Dalam debat Cawapres semalam, Maruf Amin berkali-kali mengklaim program kartu Jokowi dalam periode pertama telah berhasil. Dia juga memamerkan tiga kartu sakti, yakni Kartu Pra-Kerja, Kartu Sembako Murah, dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) hingga jenjang kuliah di hadapan Cawapres 02, Sandiaga Salahuddin Uno.
Melihat itu, Sandi pun menawarkan
single identity number melalui KTP berbasis elektronik (KTP-el).
Dahnil menjelaskan, yang ditawarkan Sandi sesungguhnya bukanlah untuk meniadakan program-program pemerintah, melainkan mempermudah masyarakat dalam penggunaan kartu yang ada.
"Coba cek di dompet anda banyak kartu, belum lagi yang suka main timezone kartunya juga ada yang lain-lain kan repot. jadi besok-besok pelayanan BPJS anda cukup pakai KTP, kartu pintar punya Pak Jokowi itu cukup kita tunjukkan KTP, kalau pelajar tentu dia ada kartu pelajar, dan sebagainya," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.