Kooordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, penurunan 7 persen mustahil terjadi dalam waktu dua bulan.
"Enggak mungkin (
stunting turun 7 persen dalam 2 bulan)," ucapnya di sela-sela diskusi bertajuk
"Review Debat Cawapres" di Media Center Prabowo-Sandi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (18/3).
Perlu diketahui, berdasarkan data Kemenkes, angka
stunting tahun 2013 sebanyak 37,2 persen. Angka itu turun hingga 28,9 persen pada tahun 2014.
Namun Jokowi-Jusuf Kalla baru dilantik pada bulan Oktober tahun 2014. Artinya, pada masa awal pemerintahan Jokowi-JK, angka
stunting turun hanya dalam waktu dua bulan.
Masih berdasarkan data Kemenkes, angka itu naik menjadi 29 persen pada tahun 2015 dan kembali turun pada tahun 2016 menjadi 27,5 persen.
Tahun 2017 angka
stunting sebanyak 29,6 persen, naik dari tahun sebelumnya. Kemudian tahun 2018 kembali naik hingga 30,8 persen, dan terakhir tahun 2019 angka
stunting turun lagi ke angka 28 persen.
Berdasarkan data itu, Dahnil menyatakan
sunting sebenarnya masih menjadi permasalahan serius bagi bangsa ini yang harus segera diperbaiki. Salah satunya adalah dengan Program Indonesia Emas gagasan Prabowo-Sandi.
"Caranya dengan Program Indonesia Emas. Emak-emak dan anak-anak minum susu, tapi ini cuma konotasi. Susu yang kita maksud adalah protein. Jadi penyediaan protein untuk ibu, dan anak miskin," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.