Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Prabowo-Sandi Menang, RSI Kembangkan Mall Produk Kreatif Ramah Lingkungan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 20 Maret 2019, 18:50 WIB
Prabowo-Sandi Menang, RSI Kembangkan Mall Produk Kreatif Ramah Lingkungan
Pengurus Rumah Sandiuno Indonesia/Net
rmol news logo . Kalau pasangan calon nomor urut 02 Prabowo-Sandi menang Pilpres 2019, Rumah Sandiuno Indonesia (RSI) bakal bikin gebrakan dengan mendorong transformasi pusat perbelanjaan (mall) untuk menjadi sentra penjualan produk kreatif berbasis re-use dan re-cycle, serta produk kreatif kalanganan milenial.

Demikian dikatakan Ketua Umum RSI, Sanny Irsan kepada wartawan di Jakarta, Rabu (20/3). RSI salah satu organisasi sayap Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.

Menurut Sanny pihaknya memandang perlu dilakukannya transformasi mall tersebut. Langkah itu ujarnya untuk mendukung program Prabowo-Sandi dalam menciptakan lapangan kerja dan ekonomi yang ramah lingkungan.

Dia beralasan dipilihnya mall untuk pengembangan produk kreatif ramah lingkungan selain e-commerce, pusat perbelanjaan saat ini adalah tempat yang paling banyak menarik minat masyarakat untuk berbelanja.

Hal ini kata dia, sesuai dengan formasi yang dirilis oleh Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia, bahwa, per April 2018, rata-rata kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan mencapai 11.000-30.000 orang per hari.

Dengan demikian, pihaknya yakin janji Prabowo-Sandi untuk meciptakan lapangan kerja saat debat Pilpres bisa terwujud.

Apalagi katanya lagi, sektor ekonomi kreatif berdasarkan data dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dari tahun ke tahun semakin meningkat.

"Hal ini ditunjukan dari jumlah sumbangsih ekonomi kreatif kepada PDB pada tahun 2017 sebesar Rp 1.009 triliun, tahun 2018 sebesar Rp. 1.105 triliun, dan tahun 2019 diproyeksikan sebesar Rp 1.211 triliun," tandasnya.

Pada tahun 207 lalu kata Sanny terdapat tiga sub-sektor ekonomi kreatif yang memberikan kontribusi paling besar yakni kuliner, kriya dan fasyen.

"Ketiga sektor tersebut tentunya menjadi sub-sektor unggulan bagi Ekonomi Kreatif. Kuliner dan fesyen adalah industri yang dapat dikatakan abadi, karena makanan dan penampilan merupakan kebutuhan dasar dari manusia, dan belakangan ini keduanya sudah menjadi bagian dari gaya hidup," urainya.

Sedangkan kriya, menurut dia, posisinya relatif belum stabil, dikarenakan sektor kriya bukanlah kebutuhan hidup dasar dari manusia.

Namun demikian jelasnya, kriya mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangan sebagai pendorong perubahan gaya hidup manusia. "Salah satu gaya hidup yang dapat ditopang olehsektor kriya adalah gaya hidup ramah lingkungan, berupa kegiatan re-use (menggunakan kembali) dan re- cycle (mendaur ulang)," tegasnya.

Melalui sektor kriya tersebut, barang-barang bekas dapat diberikan nilai tambah dan dapat digunakan kembali, ataupun didaur ulang menjadi barang baru dengan nilai yang lebih tinggi.

"Karena berdasarkan survei yang dilaksanakan oleh World Wildlife Fund pada tahun 2017, 63 persen konsumen di Indonesia bersedia mengkonsumsi produk ramah lingkungan dengan harga yang lebih tinggi," jelasnya.

Survei tersebut kata dia, menunjukkan bahwa, dalam hal sektor kriya bisa menciptakan produk ramah re-use dan re-cycle yang dapat diserap oleh Indonesia.

"Namun demikian, penggalakan sektor kriya berbasis re-use dan re-cycle, harus ditunjang dengan akses pemasaran yang baik, dan tempat pemasaran yang baik harus dibantu dan difasilitasi oleh Pemerintah," demikian Sanny. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA