Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pelatihan Kewirausahaan Juga Perlu Menyasar Pengasuh Pesantren

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Sabtu, 23 Maret 2019, 14:58 WIB
Pelatihan Kewirausahaan Juga Perlu Menyasar Pengasuh Pesantren
Charles Meikyansah/Net
rmol news logo . Kemampuan santri khususnya pada bidang kewirausahaan perlu terus dikembangkan. Apalagi pemerintah telah mengembangkan ekonomi keumatan seperti program Bank Wakaf Mikro di sejumlah pondok pesantren.

Diharapkan dari pesantren akan muncul wirausahawan-wirausahawan muda dan membuat perusahaan rintisan atau start up yang bisa berjaya nanti di Indonesia. Selain santri, pelatihan sumber daya manusia juga perlu menyasar pengasuh.

Politisi Nasdem Charles Meikyansah ikut menorong hal itu. Charles mengatakan selama ini Presiden Joko Widodo sudah memulai berbagai program pemberdayaan dan pelatihan di pesantren-pesantren, misalnya Program Koperasi Pesantren (Kopentren).

"Di Jember misalnya, ini kan juga kota Santri, Pak Jokowi sudah menjalankan program Kopentren, nantinya juga ada berbagai pelatihan dari Balai Latihan Kerja yang bukan hanya menyasar para santri, namun juga pengasuh atau ustaz yang ada di pesantren," kata Charles dalam keterangannya, Sabtu (23/3).

Caleg DPR Nasdem dari daerah pemilihan Jatim IV (Jember-Lumajang) ini berharap dalam dua atau tiga tahun mendatang, ada 1.000 pengusaha UMKM yang berasal dari pesantren.

Menurutnya, para santri perlu disiapkan berbagai ilmu terkait kewirausahaan. Balai latihan kerja yang sekarang sudah ada dan akan terus dikembangkan, adalah terkait bahasa asing, lalu untuk keahlian permesinan.

"Sebagaimana kita ketahui, semua santri pasti manut, pasti hormat dengan ustaznya, sami'na waatho'na (kami mendengar dan kami taat). Kalau pengasuh pesantren belum tahu mengenai dunia kewirausahaan kita juga berikan pelatihan ke mereka, sehingga bisa menularkan ke santri dan akhirnya semua memahami dunia wirausaha, dunia UMKM ke depan," jelas Charles.

Dia menambahkan, yang tidak kalah pentingnya adalah pelatihan manajemennya, bagaimana menjalankan bisnis. Diyakini, hampir semua pengusaha UMKM itu belajar manajemen secara otodidak, belajar soal ekonominya secukupnya.

"Ini harus dilatih, bagaimana mengatur modal, perputaran uang di bisnis, lalu mekanisme peminjaman ke bank, hingga membuat UD, CV, bahkan PT, perlu diberi kemampuan juga," tutur Charles lagi.

Pemerintah berencana membangun 3.000 balai latihan kerja (BLK) komunitas di pondok pesantren pada 2020 mendatang. Pembangunan BLK di pesantren dilakukan sebagai salah satu langkah pemerintah menyongsong bonus demografi pada 2025-2030.

Indonesia dihadapkan pada bonus demografi, yang mana penduduk usia produktif jauh lebih banyak. Keadaan ini akan menjadi masalah bagi Indonesia jika angkatan kerja tidak memiliki keterampilan kerja. Indonesia pun harus siap menyongsong bonus demografi dengan menyiapkan angkatan kerja yang terampil.

Anak-anak muda, khususnya di pesantren pun diharapkan memiliki keahlian. Para santri akan langsung bisa melakukan aktivitas di BLK ketika sudah menyelesaikan belajar.

BLK yang dibangun di pondok pesantren itu juga membangun jejaring dengan industri yang ada di sekitar. Pondok pesantren bisa memilih pelatihan apa yang nantinya akan diberikan kepada para santrinya.

Pada 2017, Kemenaker mengawali pembangunan BLK Komunitas di 50 pesantren. Tahun 2018 naik menjadi 75 dan tahun 2019 naik menjadi 1000 BLK Komunitas di pesantren. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA