Niat untuk memasukkannya pun sangat sempit.
Begitu pendapat politisi Partai Bulan Bintang (PBB) yang juga calon legislatif DPR untuk dapil DKI Jakarta I, Ahmad Yani dalam keterangannya.
"Siapa yang merasa terancam memberikan hak pilihnya dengan adanya hoax? Saya menduga ini kekhawatiran penguasa yang berlebihan untuk menekan laju progresifnya gerakan rakyat di media sosial," kata Yani yang anggota DPR periode 2009-2014.
Yani pun mempertanyakan hubungan
hoax, Pemilu, dan terorisme. Sebab baginya, ketiga hal itu jelas berbeda dan diatur masing-masing dalam UU.
"Jadi niat Pak Wiranto itu adalah bentuk teror terhadap kebebasan dan demokrasi. Hal itu juga membuktikan bahwa hukum mau diterapkan secara serampangan untuk melegitimasi kekuasaan ini. Ini sangat buruk," tegasnya.
"Apakah Wiranto menganggap
hoax sebagai
extra ordinary crime. Jangan merasa paling kuasalah," kritik Yani.
Yani mengingatkan pemerintah agar tidak berambisi menerapkan peraturan yang bersifat uji coba. Terlebih jika itu untuk mencari legitimasi dan menghukum kebebasan rakyat yang sedang dirayakan.
"Marilah kita rayakan demokrasi dengan gembira, jangan ada yang merasa mau mengendalikan demokrasi," pintanya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: