Begitu dikatakan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Renanda Bachtar. Bagi dia, pernyataan Sofian tidak lebih untuk menyenangkan atasannya, yaitu Presiden Joko Widodo.
"Statement yang ceroboh ini sepertinya dikeluarkannya untuk menyenangkan hati Presiden Jokowi," ujar Renanda dalam pesan singkat kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (29/3).
Renanda menyebutkan, apa yang dikatakan Sofian untuk menutupi kebijakan Jokowi yang dalam pemerintahannya tidak memiliki niatan baik untuk mengangkat honorer menjadi ASN.
Menurutnya, pengangkatan honorer menjadi ASN tidak selalu soal kompetensi standar ataupun anggaran. Tetapi, atas pertimbangan seberapa lama dia mengabdi kepada negara dan melayani masyarakat.
"Pemerintah tidak boleh abaikan pengabdian tenaga honorer yang sudah mengabdi bertahun-tahun sebagai pertimbangan dalam pengangkatan CPNS. Ini lebih kepada soal kemanusiaan dan apreasiasi," tegas Renanda.
Sofian sebelumnya menyatakan SBY semasa menjabat presiden mengeluarkan kebijakan yang sangat politis dengan mengangkat 1 juta tenaga honorer menjadi ASN tanpa tes kompetensi. Akibatnya, mutu abdi negara pun menurun.
"Mutu pelayanan publik, mutu SDM, ASN karena ada intervensi politik kita sangat anjlok. Dulu zaman SBY angkat 1 juta pegawai honorer tanpa tes jadi anjlok," ujar Sofian saat diskusi Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Kamis kemarin.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: