Agun Gunandjar Luncurkan Buku Pemilu Damai

Hadir narasumber seperti pengamat politik Alfan Alfian, Ketua Perludem Titi Anggraini, mantan Menkumham Andi Mattalatta, dan akademisi Universitas Indonesia Valina Singka Subekti.

Agun mengatakan bahwa pemilu yang ada sekarang ini masih belum memberikan gagasan cemerlang. Dia mengaku prihatin jika dalam ajang pemilu masih saja ada caci maki, saling hujat dan sebagainya. Yang mana seharusnya pemilu memberikan gagasan apa yang akan diberikan kepada generasi milenial ketika sudah memasuki tantangan revolusi industri 4.0.

"Kemudian bagaimana mengatasi fenomena lapangan kerja membuat orang tidak lagi berbondong-bondong menjadi aparatur sipil negara tetapi harus melihat peluang baru menciptakan," jelasnya di Ruang GBHN, Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (1/4).
 
Selain itu, Agun juga melihat pergeseran bandul ekonomi dari kota ke desa. Dan perlunya gambaran serta tawaran yang menyejahterakan sehingga rakyat memiliki kemampuan.

"Gagasan seperti ini luput dalam pemilu," bebernya.
 
Belum lagi gagasan bagaimana mengatasi masuknya arus budaya dari luar sehingga tidak meluluhlantakkan kearifan lokal.

"Fraksi Partai Golkar mengajak elemen masyarakat membuka dan menatap Indonesia dengan masa depan jauh lebih baik dan berkah," papar Agun. 

Dalam bukunya, lanjut Agun, FPG mengajak masyarakat untuk memilah dan memilih kontestan yang menempatkan pemilu bukan hanya sekadar damai tetapi juga berintegritas.

"Berintegritas itu adalah bagaimana menghargai pemilu yang fair, jujur, adil, tidak ada money politic dan serangan fajar. Sehingga betul-betul terjaga semua," paparnya.

Dalam kesempatan tersebut, Sekjen Golkar Lodewijk F. Paulus mengajak masyarakat untuk memikirkan pentingnya penyelenggaraan pemilu yang damai, berintegritas dan menyejahterakan. Sebagai sarana perwujudan kedaulatan rakyat.

"Pemilu harus dilaksanakan berdasar nilai luhur bangsa sebagaimana terumus dalam Pancasila," imbuhnya.