Malah ada yang menuduhnya incar jabatan menteri tenaga kerja.
"Capek juga lama-lama menyaksikan atau menanggapi komentar bahwa dukungan yang saya berikan dalam Pilpres karena terkait jabatan khususnya jabatan menaker," kata Jumhur, Kamis (4/4).
Ia mengakui Pilpres 2014 lalu, dirinya mendukung duet Jokowi-Jusuf Kalla. Bahkan selama hampir 4,5 tahun ini ia puasa tidak menyerang pemerintah, kecuali sesekali mengingatkan beberapa kebijakan yang dianggapnya salah dan merugikan kaum buruh.
Namun ketika di penghujung Pilpres 2019, ia beralih dukungan kepada Prabowo-Sandi langsung diasumsikan karena sakit hati.
"Kalau saya sakit hati
kan harusnya sejak pelantikan kabinet 2014 sampai sekarang saya menyerang pemerintah terus. Faktanya kan tidak begitu," kata Jumhur.
Jumhur merasa sangat wajar di Pilpres 2019 berubah sikap politiknya karena visi paslon 02 membela kaum buruh lebih jelas. Dengan harapan, kekecewaan kaum buruh selama ini terobati.
"Tapi, langsung saya dituduh mengharapkan jabatan dan nanti akan balik badan lagi kalau tidak dapat jabatan," terang Jumhur.
Dibandingkan dirinya, justru menurut dia, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal yang paling berjasa untuk Prabowo-Sandi.
"Soal jabatan, saya tahu diri
kok. Yang paling banyak berjasa untuk Prabowo-Sandi itu namanya Said Iqbal karena dia yg paling gigih sejak awal mendukung Prabowo, bahkan sejak tahun 2104 di samping tentunya dia sudah sangat menguasai isu-isu perburuhan apalagi dia anggota Governing Body ILO," urai Jumhur.
Jumhur menyebut nama Mokhtar Pakpahan, yang juga dinilainya layak menduduki kursi menaker.
"Dia pejuang buruh senior yg konsisten yg sdh banyak makan asam garam dan pengorbanan dan juga pernah menjadi anggota Governing Body ILO. Jadi kelas saya itu jauh di bawah mereka," tuturnya merendah.
Bayangan dia, menaker dijabat oleh orang yang punya kapasitas dan teruji dalam membela kaum buruh seperti kedua sosok itu.
"Maka sudah pasti Indonesia akan jaya karena salah satu sokoguru pembangunan bangsa, ya kaum buruh itu," tegas aktivis Gerakan Rakyat ini.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: