Pengamat komunikasi politik asal Univesitas Gadjah Mada (UGM), Nyarwi Ahmad menilai silaturahmi capres jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) lumrah saja.
"Fenomena ini juga sama sebenarnya 2014 kan, juga hampir setiap Pemilu. Pasca reformasi, Pilpres langsung itu ketika Sultan tidak ikut jadi peserta kampanye. 2009, SBY juga datang, 2004 Mega dan SBY juga datang, kemudian 2014 juga sama Prabowo dan Jokowi juga datang artinya Sultan sering dikunjungi itu hal yang biasa," ujar Nyarwi kepada
Kantor Berita Politik RMOL.
Nyarwi menyebutkan ada dua alasan para capres menemui Sri Sultan.
"Pertama simbolik tadi, sosok simbolik raja Jawa atau
beyond territory Yogja. Artinya masyarakat
background pemilih Jawa dan orang yang berpikir gitu cukup besar elektoral
market-nya," terangnya.
Alasan keduanya, menurut dia, Sultan juga dikenal sebagai tokoh reformasi 98.
"Dia sosok reformasi, dan itu masih dianggap punya daya magnetik dua-duanya punya kontribusi buat masing-masing paslon setiap Pilpres," imbuhnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: