Denny JA dengan jumawa mengajak Syahganda lomba
door prize. Ia menggunakan istilah ini untuk mengganti istilah taruhan.
Ajakan itu sudah disampaikan Denny JA tiga hari lalu. Dia menantang lomba
door prize 20 berbanding satu. Ia akan memberikan Syahganda
door prize sebesar Rp 20 juta bila Prabowo menang. Dan Syahganda ditantang memberikan
door prize sebesar Rp 2,5 juta bila Jokowi yang menang.
Tapi Syahganda tidak ambil peduli. Kepada redaksi beberapa saat lalu dia mengatakan yang dibutuhkan adalah sebuah panel ahli dari berbagai universitas untuk memeriksa atau mengevaluasi hasil-hasil survei yang ada.
"Lembaga-lembaga survei secara transparan memberitahukan fakta-fakta survei mereka, baik menyangkut metodologi, penarikan (random)
sample dan kegiatan di lapangan," ujarnya.
Taruhan mana yang benar dari survei-survei itu, menurut Syahganda, tidak menjawab kegelisahan masyarakat selama ini mengapa berbagai lembaga survei meleset jauh seperti pada Pilkada DKI 2017, Pilkada Jabar dan Pilkada Jateng.
"Di Jabar dan Jateng terdapat deviasi 20 persen prediksi versus hasil kandidat yang disurvei," sambungnya.
Alasan kedua tidak melayani Denny JA, kata Syahganda, karena dalam hukum agama taruhan itu berdosa.
"Yang juga penting, taruhan ini tidak dikenal dalam masyarakat akademis dan intelektual," demikian Syahganda.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: