"Kelompok 02 (Prabowo-Sandi) menuduh pelakunya 01 (Jokowi-Maruf) sistematis, kira-kira begitu kelompok 01 juga menuduh ini kira-kira bagian dari sistematisasi men
-downgrade atau melegitimasi Pemilu sekarang, kan begitu," ujar pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat pagi (12/4).
Menurut dia, kuncinya ada di tangan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Sentra Penegakan Hukum (Gakkumdu) untuk mengakhiri kegaduhan Pemilu ini.
"Ini akan membuat kegaduhan-kegaduhan nggak kelar-kelar karena publik pasti
kan melihat apa yang diomongin KPU, apa yang disampaikan Bawaslu. Maksud saya sentra Gakkumdu itu segera mengeksekusi bahwa apa yang terjadi di Malaysia, itu harus diungkap kebenarannya, harus dipastikan apakah itu
hoax atau tidak," tegasnya.
Adi mengingatkan, daya rusak temuan di Malaysia ini luar biasa. Orang akan menilai di Malaysia bisa terjadi kecurangan apalagi di negara lain.
"Jadi seakan-akan mengkonfirmasi bahwa ada kecurangan atau potensi potensi manipulasi suara yang akan terjadi di Pilpres," tuturnya
Pemilu 2019 bisa dianggap penuh kecurangan. "Hasilnya pun adalah orang orang yang dilahirkan oleh sistem pemilu yang curang,
kan gak bagus demokrasi kita," imbuhnya.
Makanya harus segera ada informasi kebenaran temuan itu dari KPU, Bawaslu, dan Sentra Gakkumdu.
"Kacaunya, kalau
beneran makin terpengaruh
tuh keyakinan bahwa Pemilu 2019 ini akan berpotensi penuh kecurangan, kuncinya KPU Bawaslu dan sentra Gakkumdu segera bekerja," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.