Tapi dalam perjalanannya masih ada kekurangan yang harus segera dievaluasi oleh Komisi Pemilihan Umum.
Pengamat politik Ray Rangkuti menyikapi beberapa kejanggalan, terlebih adanya antrian panjang di tempat pemungutan suara (TPS) di beberapa negara.
"Terjadi antrian yang cukup panjang untuk dapat mempergunakan hak pilih. Sebagian kota tetap dapat dilaksanakan tapi sebagian kota yang lain ditutup sesuai dengan jam yang ditentukan. Tapi akibatnya banyak warga yang tidak dapat mempergunakan hak pilihnya," jelasnya kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (15/4).
Banyak asumsi muncul pihak KPU belum mampu mengantisipasi antusiasme masyarakat dalam mencoblos. Kebanyakan masyarakat yang mencoblos di luar negeri adalah pekerja da mahasiswa.
Ray mengkhawatirkan kejadian itu juga terjadi di Indonesia. Itu sebabnya KPU harus segera berbenah.
"Soal netralitas penyelenggara juga menyeruak. Warga yang tidak terlayani merasa dipersulit untuk dapat mempergunakan hak pilihnya. Menangkap sinyal itu KPU sebaiknya segera berbenah. Hal yang sama sangat mungkin terjadi di Indonesia," jelas Ray yang juga direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: