Pengamat politik Hendri Satrio memberi perumpamanan untuk fenomena politik uang ini. Hendry menyebutnya sebagai radikalisme demokrasi.
"Gini, sekarang itu memang akhirnya yang bertarung di lapangan keamplopan vs keumatan. Keamplopan itu
gimana? Ini mengandalkan suara dari amplop-amplop yang diberikan kepada masyarakat, beli suara, inilah yang disebut radikalisme demokrasi. Sebetulnya ini harus ditinggalkan," jelasnya kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (16/4).
Lain halnya dengan keumatan, menurut Hendri, tidak mempedulikan amplop. Mereka ini yakin pada pemimpinnya.
"
Nah kalau keumatan ini jelas mereka-mereka percaya dalam memilih pemimpin. Sehingga tidak perlu diberikan amplop-amplopan, kalau dikasih amplop mereka sumbang lagi ke pemimpin yang mereka inginkan," jelasnya.
Itu sebabnya, di H-1 pemungutan suara Rabu (17/4), masyarakat pemilih harus mewaspadai politik uang.
"Janganlah amplop-amplop, ini
money politics, ini adalah radikalisme demokrasi yang sesungguhnya," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: